JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou) untuk mengembangkan smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako. Kerja sama kedua pihak telah dimulai awal tahun ini dan Huayou melakukan studi kelayakan. Vale dan Huayou sendiri baru saja menandatangani The Heads of Agreement yang akan menjadi acuan untuk kesepakatan lebih lanjut.

Pabrik HPAL baru ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP. MHP kemudian dapat diolah menjadi bahan untuk komponen baterai, misalnya untuk kendaraan listrik.

Febriany Eddy, CEO Vale Indoensia, mengungkapkan salah satu poin terpenting dari kerjasama ini adalah komitmen para pihak untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 dan kesepakatan untuk bekerja sama dalam meminimalkan emisi karbon. “Huayou akan berdiskusi lebih lanjut dengan PT Vale untuk mempelajari alternatif energi rendah karbon,” ungkap Febri, Selasa (13/9).

Menurutnya kerjasama proyek pengembangan ini adalah salah satu bentuk realisasi komitmen pertambangan berkelanjutan dan strategi Vale dalam menunjang program Pemerintah untuk membuat ekosistem mobil listrik di Indonesia.

Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Base Metals menyambut positif perluasan kerja sama dengan Huayou Cobalt dalam proyek yang begitu penting.

“Perjanjian kemitraan ini merupakan katalis lain untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dari sumber daya nikel kelas dunia Indonesia dan bersama dengan kemajuan terbaru pada fasilitas HPAL Pomalaa dan Proyek Blok Bahodopi, menunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk melaksanakan proyek pertumbuhan berkelanjutan generasi berikutnya dengan dampak lingkungan yang minimal untuk kepentingan pemangku kepentingan lokal dan nasional,” jelas Naidoo.

Ketua Chen Xuehua dari Huayou mengatakan kerja sama yang sudah terjalin merupakan kombinasi sempurna dari keunggulan sumber daya mineral Vale dan keunggulan teknologi High Pressure Acid Leaching Huayou Cobalt, untuk mencapai pengembangan sumber daya mineral rendah karbon, hijau, dan berkelanjutan. “Kerja sama kami juga dapat memenangkan peluang pertumbuhan bagi kedua belah pihak, menambah kekuatan dan nilai bagi industri, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia,” tegasa Chen. (RI)