JAKARTA – Secara mengejutkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berpisah dengan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM), perusahaan industri pengolahan logam asal Jepang dalam rencana pembangunan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).

Hanya berselang beberapa hari Vale kemudian mengumumkan telah menjalin kesepakatan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) untuk melanjutkan pembangunan proye HPAL tersebut.

Manajemen Vale akhirnya buka suara terkait pergantian mitra tersebut. Febriany Eddy, Direktur Utama Vale Indonesia, menegaskan perubahan mitra tidak dilakukan secara mendadak. Dia menyatakan ada tahapan dan proses yang akhirnya membuat kedua pihak sepakat mengambil keputusan seperti yang ada sekarang.

“Kita PT Vale mempunyai komitmen untuk segera mendeliver Pomalas project ini. Bukan berarti yang kerjasama Sumitomo itu nggak bagus. Tapi seiring waktu berjalan ada berbeda pandangan tentang projectnya. Pomalaa harus tereksekusi dengan baik dan cepat. Jadi kami melihat pertimbangan-pertimbangan ini bahwa kita memandang suatu perubahan yang baik dan juga saya tegaskan hubungan kami dengan sumitomo baik,” jelas Febriany dalam diskusi bersama media (28/4).

Menurut Febriany, hingga kini hubungan dengan Sumitomo berjalan baik. Saat pembahasan dengan Sumitomo memang masing-masing perusahaan terus menggali berbagai potensi dari proyek ini. Seiring waktu berjalan tersebut manajemen Vale juga memiliki berbagai opsi untuk bisa segera mengeksekusi proyek.

Apalagi pemilihan Huayou juga tidak sembarangan karena manajemen melihat track record Huayou di Indonesia dalam industri smelter positif. “Saya tegaskan hubungan Vale dengan Sumitomo yang juga pemiliki saham Vale berjalan baik. Ditengah jalan memang kita explore oppurtunity,” ujar Febriany.

Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Vale Indonesia menjelaskan proyek Pomalaa merupakan bagian dari komitmen Vale sebagai perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK). Vale melihat Huayou memiliki kesamaan visi serta kemampuan untuk bisa merealisasikan proyek Pomalaa dengan cepat serta berbasis green energy.

“Kita dengan Huayou yakin dalam pemenuhan komitmen itu apalagi beberapa track record dari Huayou dari dalam negeri sendiri kami punya optimisme sendiri. Ini akan menjadi investasi yang arahnya green yang arahnya ke sustainability menjadi nilai tambah positif sebagai salah satu perusahaan yang bukan hanya investasi tapi berkontribusi dengan keberlanjutan,” jelas Bernardus. (RI)