JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dapat rampung pada Agustus 2021. RUPTL kali ini digadang-gadang sebagai RUPTL hijau karena meningkatkan persentase pembangkit listrik EBT yang akan dibangun mencapai 46%.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengungkapkan penyusunan RUPTL yang diyakini lebih hijau dibanding RUPTL sebelumnya masih berlangsung dengan porsi pembangkit listrik EBT sebesar 46%. Ini jauh meningkat dibanding RUPTL 2019-2028 yang masih di kisaran 30%.

“RUPTL yang saat ini berlaku komposisi EBT-nya baru 30%, sementara yang kami susun Insya Allah Agustus selesai melompat ke 46%,” kata Rida dalam acara ‘Indonesia Green Summit 2021’ secara virtual, Senin (26/7).

Namun demikian rencana 46% porsi EBT itu sebenarnya menurun dibandingkan draf RUPTL yang sempat diinformasikan pemerintah. Pada Juni lalu pemerintah di Komisi VII DPR menjabarkan porsi EBT sebesar 48%.

“Dibandingkan RUPTL yang sekarang dimana komposisi EBT 30% dan fosil 70%, kami perbarui untuk 2021-2030 yang disusun lebih hijau dengan komposisi EBT 48% dan fosil 52%. Jadi besok lusa mungkin porsi EBT akan lebih besar,” kata Rida dalam rapat bersama Komisi VII DPR, bulan lalu.

Rida meyakini ada beberapa proyek pembangkit EBT dalam empat tahun ke depan yang berpengaruh besar terhadap capaian target bauran EBT sebesar 23% pada 2025.

Selain itu, pemerintah juga tidak akan menambah proyek PLTU batu bara yang baru, kecuali yang sudah tahap financial closing atau sedang dalam tahap konstruksi.

Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN, mengatakan pemerintah mendukung penuh proses penyusunan RUPTL dan Grand Strategi Energi Nasional yang saat ini tengah difinalisasi oleh pemerintah. Salah satunya dengan mendorong BUMN-BUMN yang memiliki kontribusi besar terhadap dekarbonisasi.

Indonesia pada 2030 mempunyai komitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional. “Tentu perlu didukung oleh semua pihak, enggak hanya sektor energi apakah itu Pertamina, MIND ID, PLN, bagaimana kita secara keseluruhan memiliki strategi untuk menurunkan emisi,” kata Pahala.(RI)