JAKARTA – Pemerintah diminta lebih tegas untuk mendesak PT Chevron Pacific Indonesia agar membuka diri terhadap PT Pertamina (Persero) untuk bisa segera melakukan transisi pengelolaan Blok Rokan. Gus Irawan Pasaribu, Wakil Ketua Komisi VII DPR, mengatakan telah menerima berbagai informasi mengenai kesulitan Pertamina untuk bisa berinvestasi lebih awal di Blok Rokan. Padahal investasi tersebut penting lantaran pihak Chevron diperkirakan akan menurunkan investasi di sana menjelang berakhirnya kontrak pada 2021.

“Pemerintah harus mendorong, harus ada intervensi dari pemerintah. Komisi VII mendesak agar Pertamina bisa ikut dalam blok di masa transisi,” kata Gus Irawan kepada Dunia Energi, Jumat (6/12).

Menurut Gus Irawan, tidak sepatutnya Chevron menutup diri dalam proses transisi Blok Rokan. Apalagi banyak aset milik Chevron sebenarnya telah mendapatkan cost recovery atau telah dikembalikan oleh pemerintah. Dengan masuknya Pertamina di Rokan saat masa transisi juga bisa dipastikan aset dan fasilitas tersebut masih bisa digunakan Pertamina saat menjadi operator penuh blok Rokan nanti.

“Ini kan banyak aset yang dibayar melalui cost recovery, Pertamina harus memastikan apa-apa yang ada di sana tidak dibawa Chevron. Tidak ada alasan bagi Chevron untuk menutup diri,” tegasnya.

Masalah legalitas kontrak hukum m menjadi salah satu ganjalan Pertamina untuk bisa berinvestasi lebih awal di Blok Rokan.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan sampai sekarang Chevron belum memberikan lampu hijau agar paling tidak Pertamina ikut pengeboran di Rokan, sehingga bisa menekan penurunan produksi alami (decline). “Secara hukum belum bisa masuk (2020). Ini yang sedang dibahas,” kata Nicke.

Pertamina seharusnya bisa melakukan penanggulangan penurunan produksi secara drastis di blok Rokan jika tidak kunjung diberikan kesempatan masuk lebih awal. “Dengan pengalaman di Mahakam. ini kami harus ekstra keras di Rokan. Biasanya operator lama tidak akan melakukan inevstasi di akhir masa transisi,” ujar Nicke.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui akan adanya kecenderungan penurunan investasi di Blok Rokan.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, telah menghimbau agar segera ditemukan jalan yang tepat untuk mencegah penurunan produksi di Rokan. Jika Chevron tidak mau menggenjot investasi di Rokan maka Pertamina seharusnya diberikan kesempatan berinvestasi lebih awal.

“Ya itu ini kan juga PSC (kontrakK) yang sekarang begitu waktunya sudah mau habis mungkin ada keenggenan melakukan investasi. Kami sudah menghimbau supaya tetap melakukan pemeliharaan terhadap sumur-sumur yang ada atau alternatifnya Pertamina lebih cepat masuk,” kata Arifin.(RI)