JAKARTA – PT Timah Tbk akan mempercepat rencana pembangunan fasilitas pengolahan (smelter) biji timah di Nigeria. Pembagunan smelter akan dilakukan paralel dengan ekspansi eksplorasi yang bekerja sama dengan Topwide Venture Ltd, perusahaan asal Nigeria.

M Riza Pahlevi, Direktur Utama Timah, mengatakan smelter awalnya akan dibangun setelah kegiatan eksplorasi selesai dan produksi biji timah dilakukan, namun Timah mempertimbangkan untuk mempercepat pembangunan lantaran pasokan biji timah yang melimpah di wilayah Afrika.

“Eksplorasi masih jalan. Di sisi lain kami melihat apa bisa diparalelkan dengan pembangunan smelter, karena ada potensi supply tinggi dari negara-negara di Afrika,” kata Riza di Jakarta, baru-baru ini.

Smelter diproyeksikan bisa mengolah biji timah yang diproduksi perusahaan patungan Timah dengan Topwide yang ditargetkan akan mulai produksi pada 2019. Untuk smelter ditargetkan selesai tepat setelah produksi dimulai.

“Kayaknya kami masih 2019. Balik lagi kalau bangun smelter kan ada berapa lama, mungkin setahun bangun smelter jadi mungkin akhir 2019,” ungkap Riza.

Dia menambahkan kapasitas pabrik smelter juga akan mengikuti rencana kapasitas produksi biji timah di Nigeria sebesar 5 ribu ton per tahun.

Saat ini feasibility study (FS) masih dilakukan dan ditargetkan akan rampung paling tidak pada Agustus mendatang untuk mengetahui besaran investasi yang akan digelontorkan Timah.

“Masih FS mungkin baru selesai Juli-Agustus evaluasi lagi,” tukasnya Riza.

Trenggono Sutioso, Direktur Pengembangan Usaha dan Niaga Timah, mengatakan ekspansi bisnis tambang di Nigeria dipastikan akan terlaksana dengan mulus karena perusahaam partner telah memiliki izin usaha pertambangan. Nantinya izin tersebut akan langsung dialihkan kepada perusahaan patungan (joint venture/JV) yang terbentuk.

“Sudah milik partner (izin tambang), tapi nanti juga di transfer jadi milik JV, yang terbentuk setelah FS selesai. Aset usaha pertambangan sudah ada di partner, jadi setelah JV terbentuk langsung dialihkan,” ungkap Trenggono.

Menurut Trenggono, untuk ekspansi, terutama pada wilayah tambang, perusahaan fokus untuk bisa melakukan di luar negeri. Meskipun sekarang masih akan fokus ekspansi di Nigeria, Timah sudah mulai menjajaki beberapa kerja sama lainnya di beberapa negara, baik di wilayah Afrika maupun ASEAN.

“Ya kami sekarang menjajaki beberapa negara lain. Kami lihat untuk bisa growth harus keluar dari Indonesia,” tandas Trenggono.(RI)