JAKARTA – Thorcon International, Pte. Ltd, perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di sektor energi nuklir, menjalin kerja sama dengan PT PLN Enjiniring dalam rangka melakukan feasibility study, grid study dan studi tapak sebagai calon Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia. Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang ditandangani pada Rabu (12/8) ini guna memenuhi permintaan pemerintah untuk melakukan beberapa kajian dalam persiapan pembangunan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) dengan target operasi komersial (commercial operation date/COD) pada  2028.

“Ini menjadi milestone di bidang ketenaganukliran. Kita tidak perlu ragu dan takut lagi dengan PLTN. Tidak ada regulasi yang melarang pembangunan PLTN. Di samping itu, PLTN merupakan teknologi yang sudah matang dan lebih dari 50 tahun,” ungkap Bob S. Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon International, Rabu (12/8).

Bob mengatakan, sebanyak 450 unit PLTN telah beroperasi di 30 negara di dunia dan terus bertambah. Bahkan, faktanya berdasarkan kematian per terra watt hour, PLTN adalah penyebab yang terkecil. Selain itu, Indonesia tercatat sudah mengoperasikan tiga reaktor nuklir sejak tahun 1965, memiliki dua lembaga nuklir dan dua universitas yang setiap tahunnya meluluskan ratusan sarjana nuklir dan puluhan Profesor nuklir yang berpengalaman dan berkelas dunia.

“Indonesia telah memiliki Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sejak 1998 sebagai regulator yang menjamin PLTN yang beroperasi di Indonesia akan selamat dan aman,” ungkap Bob.

Hernadi Buhron, Plt. Direktur Utama
PLN Enjiniring, berharap penandatanganan MoU dengan Thorcon merupakan dasar untuk melanjutkan kerja sama yang konkrit dalam waktu dekat.

Dia menjelaskan posisi PLN Enjiniring dalam pekerjaan ini adalah mendukung penuh program pemerintah dalam meningkatkan bauran energi dimana target energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai 23% pada 2025.

Menurut Hernadi, hal ini sejalan dengan program transformasi PLN sebagai induk perusahaan, yaitu Green, Lean, Innovative dan Customer Focus. Melalui penandatanganan MoU antara PLN Enjiniring dan Thorcon International diharapkan akan membawa dampak yang positif dan added value bagi kedua perusahaan.

“Serta dapat memberikan kemajuan berarti bagi Indonesia secara keseluruhan untuk mencapai kesejahteraan melalui swasembada energi, terutama green energy,” kata dia.

PLN Enjiniring diyakini memiliki sumber daya dengan kompetensi yang tinggi berstandar internasional dan berpengalaman di berbagai aspek mulai dari perencanaan sampai dengan konstruksi pada sektor ketenagalistrikan serta memiliki sinergi yang baik dengan PT PLN (Persero).

“Ke depannya, Thorcon International, Pte. Ltd. akan melakukan transfer know-how kepada PLN Enjiniring agar dapat
memahami teknologi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) untuk melaksanakan nota kesepahaman ini,” tandas Bob.(RA)