JAKARTA- Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (22/8) pagi WIB karena pemulihan ekonomi di seluruh dunia mengalami hambatan akibat penguncian baru Virus Corona dan kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan minyak mentah.

Reuters melaporkan, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun US$55 sen atau 1,2% menjadi ditutup pada US$44,35 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober berkurang US$86 sen,atau 1,1%, menjadi menetap di US$42,34 per barel.

Pemulihan ekonomi zona euro dari rekor penurunan terdalam terhenti bulan ini karena permintaan terpendam yang dilepaskan saat pelonggaran penguncian pada Juli menyusut, sebuah survei menunjukkan. Sebaliknya, data survei perumahan dan manufaktur AS lebih baik dari yang diperkirakan.

Impor minyak mentah India turun pada Juli ke level terendah sejak Maret 2010, sementara para pengendara AS berkendara 13% lebih sedikit pada Juni dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Departemen Perhubungan AS.

Perusahaan minyak nasional Libya mengatakan dapat memulai kembali ekspor minyak setelah pemerintah negara Afrika Utara yang diakui secara internasional di Tripoli mengumumkan gencatan senjata, yang semakin menekan harga minyak.

“Ini adalah pasar yang tidak mampu menyerap barel tambahan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York. “Meskipun saya senang mereka mencapai kesepakatan damai, itu bermasalah untuk situasi pasokan global dan itu adalah bagian besar dari aksi jual hari ini.”

Barel tersebut akan menambah produk dari OPEC+, yang terdiri atas  Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia. Kelompok tersebut telah difokuskan untuk memastikan anggota yang telah memproduksi berlebihan bertentangan dengan komitmen mereka akan memangkas produksi.

Sebuah laporan internal menunjukkan kelompok itu menginginkan kelebihan pasokan antara Mei dan Juli dikompensasi dengan pemotongan bulan ini dan berikutnya, Reuters melaporkan.

Laporan tersebut juga menunjukkan OPEC+ memperkirakan permintaan minyak pada 2020 turun 9,1 juta barel per hari, dan sebanyak 11,2 juta barel per hari jika ada kebangkitan kembali infeksi virus corona. (RA)