PARIS – Total, perusahaan minyak dan gas berbasis di Perancis, menyatakan akan mengubah namanya sebagai bagian dari upaya diversifikasi usaha dan meningkatkan produksi listrik serta energi tenaga terbarukan (EBT).Total berencana mengubah nama menjadi Total Energies pada dekade berikutnya, untuk mengurangi produk minyak hingga sepertiga dari penjualannya dari lebih dari setengahnya sekarang.

Patrick Pouyanne, Ketua dan Kepala Eksekutif Total, mengatakan perubahan nama perusahaan mencerminkan upaya untuk bergerak secepat mungkin dalam meningkatkan kinerja.

“Dengan mengusulkan perubahan nama ini kepada pemegang saham, kami juga secara fundamental meminta mereka untuk menyetujui perubahan dalam strategi ini,” kata Pouyanne kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Grup tersebut mengatakan telah menghabiskan lebih dari US$ 2 miliar untuk akuisisi di sektor energi terbarukan tahun ini, dan berencana menghabiskan 20% dari anggaran investasinya untuk 2021, naik dari sekitar 15% pada 2020.
Total akan memiliki sekitar US$ 5 miliar investasi untuk dibiayai secara keseluruhan di segmen energi terbarukan tahun ini, dengan campuran utang dan modal, kata Pouyanne, dan sekitar US$ 60 miliar pada tahun 2030.

Total menyatakan prospek pasar minyak tetap tidak pasti, dan akan menargetkan pemotongan biaya US$ 500 juta lagi pada 2021, setelah menghemat US$ 1,1 miliar tahun lalu.

Mengutip Reuters, Selasa (9/2), pada 2020 Total rugi bersih US$ 7,2 miliar, sekitar US$ 10 miliar kerugian akibat penurunan harga minyak. Total jumlah kerugian tersebut juga termasuk sebagian besar biaya, penurunan aset pasir minyak Kanada pada paruh pertama tahun lalu dan penyesuaian laba bersih US$ 4,06 miliar.

Pendapatan Total turun sedikit pada kuartal IV 2020 dibandingkan pada tiga bulan sebelumnya. Pendapatan bersih yang disesuaikan, yang menghilangkan beberapa item, turun 59% dari periode tahun sebelumnya menjadi US$ 1,3 miliar, mengalahkan ekspektasi analis, dan berbeda dengan beberapa rekan termasuk Shell.

“Secara keseluruhan kinerja yang stabil dalam kuartal dan tahun yang sulit,” kata analis di Bernstein.

Total menargetkan investasi bersih US$ 12 miliar secara keseluruhan tahun ini, turun dari US$ 13 miliar tahun lalu.

Total memperkirakan peningkatan 10% dalam penjualan gas alam cair tahun ini, sebagian berkat peningkatan operasi di kilang ekspor Cameron LNG di Amerika Serikat.

Pada Selasa (9/2), Total menandatangani perjanjian stabilitas fiskal dengan Papua Nugini yang dapat membuka jalan untuk memulai proyek LNG yang telah lama terhenti di negara tersebut.

Total juga akan mengusulkan pembayaran dividen sebesar 0,66 euro per saham untuk periode Oktober hingga Desember 2021, sejalan dengan kuartal sebelumnya pada 2020. (RA)