JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) diminta tegas  merealisasikan masa transisi alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero).

Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch, mengatakan transisi harus diusahakan secepatnya, jika tidak akan sangat berbahaya bagi kelangsungan produksi blok Rokan tahun ini. Apalagi saat Pertamina menjadi operator pada 2021.

“SKK Migas kayak macan ompong, Kementerian ESDM juga. Kok susah sekali menemukan skema investasi sementara, apa itu Pertamina bayar dulu atau  bayar kemudian setelah Chevron investasi di masa transisi,” kata Mamit kepada Dunia Energi, Selasa (7/1).

Menurut Mamit, jika transisi Blok Rokan tidak segera direalisasikan, Pertamina dan produksi minyak nasional yang akan terkena dampaknya. “Bahaya terhadap produksi Blok Rokan, karena Chevron tidak akan berinvestasi untuk menjaga atau menaikan produksi. Pertamina butuh masuk untuk mempersiapkan segala sesuatu saat mereka menjadi operator. Dengan kondisi saat ini saja produksi Rokan terus turun,” ungkap Mamit.

Pertamina menargetkan transisi Blok Rokan bisa direalisasikan pada tahun ini untuk menjaga performa produksi. Pada 2020, target produksi Work Plan and Budget (WPNB) Rokan sebesar 160 ribu barel per hari (bph). Proyeksi tersebut dibawah rata-rata produksi 2019 dikisaran 190 ribu bph – 200 ribu bph.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan sangat penting untuk dilakukan pengeboran di Blok Rokan pada tahun ini. Pertamina memiliki rencana untuk paling tidak mengebor 20 sumur untuk menekan penurunan produksi.

“Untuk meng-counter penurunan itu, kami melakukan pengeboran. Selain upaya-upaya merawat sumur, menjaga kompresi, menjaga kestabilan produksi dari setiap lapangan, kami juga harus ngebor,” kata Dharmawan di Jakarta, belum lama ini.

Lebih lanjut dia menargetkan pengeboran di Rokan yang diusulkan oleh Pertamina bisa dilakukan pada kuartal III 2020. Untuk itu seharusnya sudah dilakukan persiapan pengeboran pada semester I.

“Bor kuartal III, semester I kami fokus dari penyediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk pengeboran, memastikan rig siap, menyiapkan crew, memastikan bahwa long lead item, seperti misalnya wellhead, dikumpulkan dan disiapin semua,” kata Dharmawan.(RI)