JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream atau Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan upaya untuk meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan terus dilakukan.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah memiliki rencana jelas sehingga proyeksi produksi dalam lima tahun pertama sejak dikelola Pertamina produksi bisa meningkat lebih dari 50 ribuan barel per hari (BPH) dari posisi saat ini sekitar 160 ribu BPH.

Budiman Parhusip, Direktur Utama PHE menjelaskan dalam lima tahun pertama PHR di Blok Rokan kebutuhan dana untuk mengelola blok tersebut diperkirakan mencapai US$3 miliar yang diperuntukan untuk beberapa kegiatan seperti pemboran sumur baru, workover, optimasi waterflood, optimasi steamflood serta CEOR Area A.

Tahun 2021, PHR akan melakukan pengeboran 161 sumur Pengembangan (dari rencana awal 44 sumur). Kemudian pada tahun selanjutnya atau tahun 2022 PHR menargetkan total pengeboran sebanyak 500 sumur pengembangan dan dua sumur eksplorasi.

Pada tahun 2023 PHR menargetkan bisa membor 500 sumur pengembangan dan empat sumur eksplorasi. Kemudian pada 2024 perusahaan menargetkan total pengeboran 400 sumur pengembangan dan dua sumur eksplorasi.

Lalu, pada 2025 Pertamina menargetkan total pengeboran 400 sumur pengembangan dan tiga sumur eksplorasi. “Target kita di tahun 2025 produksi bisa naik menjadi sekitar 225 ribu BPH,” kata Budiman, di sela-se;a rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9).

Sementara hingga akhir tahun ini PHR mematok target produksi Blok Rokan berada di level 167 ribu BPH.

Menurut Budiman, untuk menahan decline atau penurunan produksi secara alami di Blok Rokan, Pertamina terus melakukan berbagai program upaya peningkatan produksi. Hingga akhir 2021, Pertamina mempunyai target pengeboran sebanyak 161 sumur pengembangan di Blok Rokan. Sementara hingga bulan ini realisasinya, pemboran baru mencapai 52 sumur.

Berdasarkan data Pertamina saat ini telah tersedia 15 rig pengeboran yang aktif dan akan terus bertambah hingga mencapai 17 rig pada 2021. “Program 2021 ini termasuk melanjutkan 77 sumur dari operator sebelumnya atau Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang belum tereksekusi,” ujar Budiman.

Berbagai upaya aktif untuk mencapai target 161 sumur tajak pada 2021 yang menurut dia saat ini tengah berlangsung. Di antaranya yakni seperti mirroring kontrak-kontrak penunjang pengeboran dari operator sebelumnya serta memastikan penyiapan lahan, material, dan delivery rig, sesuai dengan rencana pemboran.(RI)