JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) meminta para kontraktor yang terlibat dalam masa transisi alih kelola di Blok Rokan, yakni PT Chevron Pacific Indonesia dan PT Pertamina (Persero) menggenjot kegiatan guna menjaga level produksi.

Jaffee Arizona Suardin, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengatakan berdasarkan kesepakatan dengan SKK Migas, pihak Chevron sepakat menggelontorkan investasi untuk mengebor sumur-sumur di Rokan.

“Untuk Blok Rokan, program investasinya kami ingatkan waktu yang terbatas. Kami akan best effort di masa Chevron, di mana kita membelanjakan investasi di HoA US$154 juta. Drilling-nya pertama sudah di mulai menuju ke sana kira-kira beberapa hari lalu,” kata Jaffee, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, Chevron menargetkan bisa mengebor 115 sumur. Sementara SKK Migas meminta Chevron menambah kegiatan pengeboran menjadi 192 sumur.

Pada sisa waktu 2021 ketika sudah mengambil alih pengelolaan Rokan dari Chevron, Pertamina diminta menambah jumlah sumur yang dibor. Dalam rencana awal Pertamina menyanggupi untuk melakukan 44 pengeboran sumur. Sehingga paling sedikit Rokan bisa menyumbangkan produksi minyak diatas 160-an ribu barel per hari.

“Setelah pindah ke Pertamina kita akan drill ke 84 sumur. Targetnya kita sedang mencapai jumlah sumur yang besar tersebut dengan produksi 165 ribu barel per hari,” ungkap Jaffee.

Laju penurunan produksi di Blok Rokan saat ini terjadi secara alami, lantaran blok tersebut telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Apalagi sejak 2019 tidak ada pengeboran sumur baru, Chevron terakhir kali mengebor di Rokan pada akhir 2018. Sehingga diperkirakan saat ini laju penurunan produksi di Blok Rokan sekitar 25%.(RI)