JAKARTA – Dalam rangka pengembangan program pelatihan vokasi di bidang energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara modular pada lembaga pelatihan kerja, Kementerian Ketenagakerjaan bersama proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) yang
didukung oleh Pemerintah Swiss menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) bagi para instruktur dari lima Balai Latihan Kerja (BLK) dan PPSDM-KEBTKE Kementerian ESDM pada 25 Oktober – 5 November 2021 di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang, Banten.

Hery Budoyo, Sekretaris Ditjen Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan, menjelaskan pelatihan instruktur di bawah kerangka kerja sama proyek RESD ini merupakan langkah nyata dalam menyiapkan ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dan produktif guna mendukung target transisi energi Indonesia menuju pembangunan rendah karbon.

“Pelatihan selama dua minggu ini diikuti oleh 18 instruktur dari BLK Banda Aceh, BLK Lombok Timur, BLK Ternate, BLK Ambon, BLK Sorong, dan PPSDM-KEBTKE, Kementerian ESDM,” ujar Hery, Selasa(2/11).

Pelatihan mencakup teori, praktik di laboratorium/workshop BBPLK Serang, dan kunjungan lapangan untuk melakukan inspeksi langsung di PLTS off-grid yang berada di Pulau Tunda. Pelatihan kali ini juga didukung oleh SMA dan TML Energy, dua perusahaan yang bergerak di bidang energi surya.

Martin Stottele, pimpinan proyek RESD mengatakan pelatihan TOT selama dua minggu ini menghadirkan tenaga ahli industri secara langsung sehingga diharapkan ke depannya para instruktur yang dilatih dapat mengembangkan kurikulum dan bahan ajar dengan kandungan yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan industri.

Proyek RESD merupakan kerja sama antara Pemerintah Swiss dan BPSDM Kementerian ESDM yang telah ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2020 dan melibatkan beberapa kementerian dan lembaga strategis lainnya, yaitu Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Kementerian PPN/Bappenas, dan BNSP.

Dengan adanya bantuan teknis dan hibah peralatan pendukung laboratorium energi terbarukan, diharapkan agar proyek RESD dapat menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, pengoperasian dan pemeliharaan PLTS, hybrid PLTS-PLTD, dan PLT Hidro melalui penciptaan program D4 spesialisasi Energi Terbarukan di 5 politeknik di Indonesia; peluncuran program pelatihan vokasi bidang energi terbarukan secara modular pada 5 lembaga pelatihan; dan penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan.

Mitra program RESD mencakup BPSDM KESDM sebagai mitra utama, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Bina Lavotas) Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Proyek RESD juga bekerja sama erat dengan politeknik, lembaga pendidikan non-formal, lembaga pelatihan kerja, asosiasi profesi, dan pelaku industri,” kata Martin Stottele.(RA)