JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya dalam meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) di Wilayah Kerja (WK) Rokan meskipun sempat terdampak banjir pada awal tahun 2024. Manajemen PHR memastikan produksi PHR terus berjalan.

Edwil Suzandi, EVP Upstream Business PHR, mengatakan sejak 4 Februari 2024 tidak ada lagi sumur PHR di Blok Rokan yang terdampak banjir. Sehingga angka produksi berhasil dipertahankan dengan rata-rata produksi yakni 161 ribu barel minyak per hari (BPH).

“Pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 lalu memang kita sempat menghadapi sutuasi banjir akibat curah hujan yang tinggi. Meski demikian, berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir terhadap produksi, dan alhamdulillah dampak tersebut berbuah manis dan produksi bisa terus berjalan,” kata Edwil dalam keterangannya yang diterima Dunia Energi, Rabu (24/4).

Sejumlah upaya dilakukan PHR untuk memastikan dampak dari kondisi banjir tidak besar dengan mengaktifkan tim penanganan insiden atau Incident Management Team (IMT), di mana tim tersebut bertugas memastikan keselamatan pekerj, masyarakat, lingkungan dan peralatan produksi.

Selain itu, manajemen PHR juga memastikan dampak yang minimal terhadap produksi minyak dan gas (migas) atau Loss Production Opportunity (LPO).

“Tim juga berkoordinasi untuk merespons dampak banjir, termasuk bantuan yang diperlukan masyarakat sekitar operasi yang terdampak, serta merencanakan mitigasi jangka panjang terhadap kejadian serupa di masa depan,” kata Edwil.

Edwil menambahkan, PHR tidak serta-merta menonaktifkan sumur yang berpotensi terdampak banjir. Ini dilakukan agar kegiatan produksi tidak signifikan menurun.

“Kita selektif menghentikan aktifitas serta fasilitas yang terdampak, untuk menghindari risiko yang lebih buruk. Kita juga melakukan operasi kembali secara terencana ketika banjir mulai surut,” katanya.

Tak hanya melakukan penanganan terhadap fasilitas produksi, kata Edwil, PHR juga melakukan perbaikan infrastuktur seperti jalan, lokasi, kanal serta peralatan produksi.

“Kami juga melakukan kajian atau perubahan hidrologi daerah operasi terdampak, serta area operasi sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada untuk perbaikan infrastruktur jangka panjang,” katanya.

PHR juga memberikan edukasi terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasi terkait keselamatan penanganan dan dampak banjir. “Kami juga memberikan bantuan ke masyarakat yang terdampak banjir. Selain itu, kami juga terus mengaktifkan IMT dan tim yang siaga terhadap potensi gangguan atau bencana di kemudian hari,” kata Edwil. (RI)