JAKARTA – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2, Solok, Sumatera Barat bakal berlanjut berkat adanya dukungan pendanaan dari Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diinisasi oleh Jepang. Tidak tanggung-tanggung nilai proyek untuk membiayai pembangunan PLTP dengan kapasitas sebesar 88 Megawatt (MW) ini mencapai US$500 juta.
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyatakan Financial Close telah diteken antara Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) selaku pempimpin Joint Venture (JV) dalam pengembangan PLTP Muara Laboh.
“PLTP Muara Laboh Di Solok, Sumatera Barat dengan financial close Ini 80-88 MW proyek dengan nilai proyek mendekati US$500 juta,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (5/5).
Dia menargetkan pembangunan PLTP Muara Laboh bisa selesai pada tahun 2027. Untuk kemudian bisa dilanjutkan pembangunan PLTP Muara Laboh unit 3.
Total kapasitas proyek ini mencapai 220 MW sesuai perjanjian jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) awal dengan target kapasitas keseluruhan sebesar 220 MW.
Untuk tahap kedua, Indonesia mendapat dukungan pembiayaan dari skema AZEC sebesar US$ 370 juta, termasuk kontribusi dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 92,6 juta. (RI)
Komentar Terbaru