JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk melalui PT Pertamina Gas (Pertagas) akan melaksanakan pembangunan pipa minyak mentah Rokan sepanjang kurang lebih 367 kilometer dengan diameter pipa 4-24 inchi. Proyek tersebut berada koridor Minas – Duri – Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan.

Arcandra Tahar, Komisaris Utama PGN, mengatakan Blok Rokan dengan luas 6.220 km2 memiliki 96 lapangan dan tiga di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.

Pertagas dalam pengerjaan pipa berhasil memangkas biaya pembangunan pipa Rokan menjadi US$300 juta.  “Alhamdulilah dari rencana semula pembangunan pipa ditaksir menghabiskan biaya sekitar US$450 juta, setelah dilakukan kajian ulang dan berbagai penghematan, biaya pembangunan pipa Rokan berhasil ditekan menjadi sekitar US$300 juta,” kata Arcandra dikutip dari laman Instagram resminya, Sabtu (20/6).

Menurut Arcandra, penghematan itu sangat berarti ditengah gempuran berbagai tantangan yang dihadapi dunia, termasuk industri migas akibat pandemi Covid-19. Penghematan biaya US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun (asumsi Rp 14.000 per dolar AS), tentu sangat berarti di tengah tantangan bisnis yang sangat dinamis akibat pandemi Covid-19 dewasa ini,” kata Arcandra.

Redy Ferryanto, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, mengungkapkan, proyek pipa minyak Blok Rokan bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Selain itu, proyek pipa Rokan merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam meningkatkan lifting dari Blok Rokan yang merupakan back-bone (sepertiga) produksi minyak bumi nasional, sekaligus salah satu blok minyak terbesar di Indonesia. Proyek ini mendukung program pemerintah dengan meningkatkan efisiensi pembiayaan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

“Proyek ini juga sudah direncanakan sebagai salah satu proyek utama PGN sehubungan dengan target capex 2020. Penetapan FID proyek pipa Rokan diharapkan turut mengoptimalkan upaya efisiensi tersebut.” kata Redy.

Menurut Redy, minyak yang dihasilkan dari ladang Rokan akan dibawa ke kilang minyak Pertamina di Dumai dengan estimasi minyak yang akan diangkut sekitar 250 ribu barel minyak per hari. Proyek ini dijadwalkan sudah mulai persiapan kontruksi pada Juli 2020. Sayangnya proyek diperkirakan baru selesai pada akhir 2021. Sementara Pertamina mulai jadi operator di blok Rokan pada Agustus 2021.

Secara general, jalur pipa terdiri dari 12 segmen dan tiga stasiun yaitu Stasiun Duri, Dumai, dan Manifold Batang. Di setiap segmen pipeline, terdapat Pig Launcher dan receiver termasuk aksesorisnya. Sectional Break Balve (SBV) di 24 lokasi, dan Horizontal Direct Drilling (HDD) di 12 lokasi, beserta Leak Detection System untuk semua ruas dan Oil Transport & Management System. Pada proyek ini, Pertagas akan menjadi operator dalam melaksanakan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.

Dari sisi kinerja operasional, proyek ini diproyeksikan akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan Perusahaan dari pengembangan bisnis transportasi minyak mentah khususnya untuk KKKS seperti Chevron Pasific Indonesia (CPI), BOB Bumi Siak Posako & KKKS lainnya.

“Pembangunan pipa ini merupakan proyek strategis nasional untuk mendukung ketahanan energi nasional. Ketahanam produksi minyak di Blok Rokan, diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan performa lifting minyak nasional sebagai energi primer dalam upaya memajukan perekonomian nasional,” kata Redy.(RI)