LABUAN BAJO – Sama seperti pariwisata, penggunaan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) seharusnya menjadi prioritas. Pasalnya potensi EBT di sana jelas terlihat dengan jumlahnya cukup besar. Satu sumber daya yang paling bisa langsung dimanfaatkan adalah tenaga matahari.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan EBT memang sudah dicanangkan akan dikembangkan dengan masif di wilayah NTT.

“NTT sumber banyak di sini punya sumber radiasi matahari paling tinggi potensi puluhan gigawatt ada potensi geothermal, kata Arifin saat ditemui Dunia Energi di Labuan Bajo akhir pekan lalu.

Viktor Laiskodat, Gubernur NTT, menyatakan berbagai potensi EBT di NTT sampai sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dia pun meminta pemerintah pusat untuk turun tangan mendorong pengembangan EBT lebih jauh ke depan.

“Kita punya matahari, angin, panas bumi, arus laut. karena itu energi ke depan EBT sehingga provinsi ini (NTT) bisa bersaing,” ungkap Viktor.

Beberapa program EBT yang bisa dikembangkan di NTT misalnya Sumba Iconic Island, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1000 Pulau, Flores Geothermal Island, Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Larantuka, Program Biogas Rumah (BIRU), dan Koridor Interkoneksi Gigawatt Sumba-Jawa.

Berdasarkan kajian pemerintah, wilayah NTT memiliki potensi sumber EBT, seperti matahari, angin, serta arus laut yang besar, hingga 25 gigawatt.

Sayangnya, hingga saat ini NTT masih menjadi salah satu daerah dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia, sebesar 86,81%. (RI)