JAKARTA – Pemerintah menargetkan sebanyak 50 proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) akan mulai berproduksi (onstream) dalam sepuluh tahun ke depan (2018-2027). Proyek-proyek tersebut memiliki total kapasitas produksi sebesar 84.700 barel per hari (bph) untuk minyak bumi dan 6.100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi.

Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan perlu dukungan semua pihak untuk mewujudkan target produksi 50 proyek migas agar mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi produksi migas nasional.

“Dukungan semua pemangku kepentingan diperlukan supaya proyek-proyek tersebut dapat berproduksi tepat waktu dan berkontribusi bagi produksi migas nasional,” kata Amien, Kamis (26/4).

Proyek-proyek hulu migas yang ditargetkan berproduksi pada 10 tahun ke depan tersebut terdiri dari dua puluh proyek yang berlokasi di darat (onshore) dan tiga puluh proyek yang berlokasi di lepas pantai (offshore).

“Total investasi dari proyek-proyek tersebut diproyeksikan akan melebihi US$11,93 miliar atau sekitar Rp160 triliun,” tukas Amien dalam keterangan tertulisnya.

Nilai tersebut tambah Amien belum termasuk investasi dari proyek gas laut dalam Lapangan Abadi (Blok Masela) serta Lapangan Gehem dan Gendalo (Proyek Indonesia Deepwater Development) yang sedang dalam proses penyelesaian rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD).

Menurut Amien, investasi tersebut tidak hanya akan berputar di sektor hulu migas, tetapi juga akan menciptakan multiplier effect yang dapat menggerakkan perekonomian nasional.

“SKK Migas akan senantiasa mendorong usaha-usaha yang dapat mengoptimalkan eksekusi proyek dan kinerja pemeliharaan yang baik dalam rangka mencapai target lifting produksi yang telah disepakati bersama,” tandasnya.(RI)