JAKARTA – Indonesia dinilai membutuhkan banyak sumber daya manusia unggul untuk inovasi dan penerapan di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal ini seiring komitmen pemerintah untuk menggunakan sumber EBT sebesar 23% pada 2025.

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan ketersediaan sumber daya manusia yang unggul Sangat dibutuhkan untuk mendukung proses transisi energi Indonesia dalam rangka dekarbonisasi atau carbon netral. “Pemerintah mengharapkan Indonesia sudah mewujudkan dekarbonisasi pada 2060 atau lebih cepat. Batubara nanti akan digantikan oleh Energi Baru Terbarukan. Dalam dua hingga tiga tahun kedepan kita harus memastikan terjadi proses transisi energi,” kata Dadan, dalam acara Grand Closing GE SRE Youth Idea Competition, baru-baru ini.

Menjawab kebutuhan SDM unggul tersebut, GE Indonesia dan Society of Renewable Energy (SRE) menggelar rangkaian kegiatan Youth Idea Competition, yang terdiri dari seminar online dan kompetisi untuk mahasiswa seluruh Indonesia pada bidang EBT. Rangkaian seminar online yang fokus pada energi baru terbarukan dengan berbagai topik relevan tentang produksi dan penyimpanan energi, transformasi digital, kebijakan publik dan sosial, serta ekonomi dan keuangan. Seminar melibatkan peserta dari 36 universitas dari seluruh Indonesia, digelar sejak Mei 2021.

Kompetisi white paper, diharapkan bisa menjadi sarana penyaluran ide-ide dan inovasi mahasiswa untuk ikut ambil bagian dalam mencari solusi untuk percepatan proses dekarbonisasi Indonesia, sebagaimana mereka adalah calon-calon pemimpin di masa depan. White paper dari tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjudul ‘Inovasi Sistem Minigrid Hibrida Biomassa Sekam Padi dan Energi Surya untuk Mendukung Dekarbonisasi dan Elektrifikasi pada Sektor Pertanian’ terpilih sebagai pemenang dari lebih dari 100 tim mahasiswa yang ikut berpartisipasi. Pemenang kedua adalah tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), sedangkan yang meraih posisi ketiga adalah tim dari Politeknik Negeri Semarang.

Selain itu, 10 tim finalis mendapatkan kesempatan mentoring intensif dengan pimpinan-pimpinan senior GE Indonesia. Pendiri SRE Zagy Yakana Berian menyampaikan bahwa peran GE Indonesia sangat memperkaya program ini karena peserta mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sektor energi terbarukan.

“Kami belajar banyak tentang teknologi dan pengalaman GE mengenai energi terbarukan, dan kami berharap ide-ide kami akan membuka inovasi baru dan kesempatan-kesempatan untuk mendukung program pemerintah dalam transisi energi,” ujar Zagy.(RA)