JAKARTA – Produksi nikel dalam matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang kuartal IV 2019 meningkat menjadi 20.494 metrik ton (MT)  dibanding realsiasi produksi  kuartal III 2019 sebesar 19.820 MT.

Namun peningkatan produksi pada tiga bulan terakhir tidak cukup mengkompensasi penurunan produksi di kuartal sebelumnya.  Sepanjang 2019 produksi nikel Vale hanya 71.025 MT,  turun sekitar 5% dibanding realisasi produksi nikel 2018 sebesar 74.806 MT.

Nico Kanter, Presiden Direktur Vale,  mengatakan manajemen masih yakin target perusahaan  bisa tercapai pada tahun ini.

“Kami yakin dapat mempertahankan tingkat produksi pada 2020,” kata Nico dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/2).

Meski menurun dibandingkan tahun sebelummnya, realisasi produksi nikel 2019 sudah sesuai dengan target yang dipatok Vale di awal tahun lalu sebesar 71 ribu MT.

Vale saat ini masih fokus dalam proses divestasi 20% sahamnya. Mineral Industri Indonesia (MIND ID) dijadwalkan akan mengambil alih 20% saham Vale pada tahun ini yang prosesnya baru akan rampung pada September 2020.

Harga saham yang akan dibeli MIND ID melalui Inalum baru akan diputuskan dengan berdasarkan rata-rata harga bursa selama 12 bulan terakhir. Pemegang saham Vale Indonesia sekarang ini antara lain VCL sebesar 58,73%, SMM sebesar 20,09% dan publik sebesar 20,49%.

Divestasi 20% saham Vale Indonesia merupakan kewajiban dari amendemen Kontrak Karya (KK) pada 2014 antara Vale dan pemerintah yang harus dilaksanakan lima tahun setelah amendemen tersebut. KK Vale Indonesia akan berakhir pada 2025 dan dapat diubah atau diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang-undangan.(RA)