JAKARTA – Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor energi sepanjang 2019 tercatat hanya Rp172,9 triliun atau 80,6% dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp214,3 triliun.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan penyumbang PNBP terbesar masih berasal dari sektor hulu migas sebesar Rp115,1 triliun. Sektor minerba menyumbang PNBP sebesar Rp44,8 triliun dan sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyumbang Rp1,9 triliun. Serta sektor lainnya, seperti hilir migas BBM dan pipa, DMO, penjualan data, jasa sewa, diklat serta penerimaan BLU lainnya sebesar Rp11,1 triliun.

Data Kementerian ESDM menyebutkan realisasi sektor hulu migas jauh dari target sebesar Rp159,8 triliun dan masih dibawah realisasi pada 2018 sebesar Rp142,8 triliun. Sementara untuk sektor lainnya mampu mencapai target

Menurut Arifin, realisasi PNBP tidak mencapai target lantaran asumsi dalam APBN 2019 yang tidak sesuai dengan realisasi. Dalam asumsi makro harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) misalnya dipatok sebesar US$70 per barel dan kurs Rp15.000 per dolar. “Realisasinya, harga minyak sepanjang 2019 turun dan berada rata-rata US$62,37 per barel dan rupiah melemah di angka Rp14.102 per dolar AS,” kata Arifin dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/1).

Salah satu yang menjadi catatan kata Arifin, penerimaan sektor minerba melebihi dari target yang dipasang pemerintah sebesar Rp43,3 triliun. Sektor minerba didongkrak realisasi penjualan batu bara yang melebihi target dari 489 juta ton mencapai 610 juta ton. “Batu bara kemarin produksinya kan melebihi dari target yang dipasang,” kata Arifin.(RI)