JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui entitas usahanya, PT Cogindo Daya Bersama (Cogindo), menandatangani kontrak operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi ketenagalistrikan di Kementerian Listrik dan Air Kuwait senilai US$25,3 juta. Penandatanganan diwakili NAPCO sebagai perusahaan lokal dan juga mitra Cogindo dalam proyek di Negeri Teluk tersebut dan disaksikan langsung oleh Tri Tharyat, Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Kamis (1/4).

Tri Tharyat mengatakan keberhasilan ini merupakan bagian dari perintah Presiden Joko Widodo dan MoU BUMN Go Global antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian BUMN untuk meningkatkan outbound investment Indonesia di luar negeri. Keberhasilan Cogindo diharapkan membuka pintu investasi BUMN dan perusahaan Indonesia sekaligus mendukung peningkatan tenaga kerja terampil dan ahli Indonesia di Kuwait.

“Saya berharap proyek berjalan dengan baik yang akan menjadi catatan positif bagi pemerintah Kuwait atas kinerja perusahaan RI,” kata Tri Tharyat, Kamis (1/4).

Tri berharap langkah ini menjadi yang pertama dan dapat diikuti oleh perusahaan lain di Indonesia. “Pak Menteri dari Kuwait menyampaikan kepada kami bahwa beliau menyayangkan tidak bisa hadir langsung. Namun beliau menegaskan bahwa Propek ini yang pertama, namun bukan yang terakhir,” kata dia.

Ade Hendratno, Direktur Utama Cogindo, mengungkapkan bahwa kontrak ini menjadi bukti bahwa Indonesia dapat bersaing di pasar global. “Di tengah situasi perekonomian yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19, Cogindo mampu melakukan pengembangan bisnis ke pasar global (overseas). Ini menjadi sangat prestisius dan menjadi bukti bahwa kita bisa bersaing di pasar global,” ujar Ade.

Melalui kontrak ini, Cogindo akan melakukan pemeliharaan jaringan distribusi listrik di seluruh wilayah Kuwait yang memiliki luas 17.818 km2. Luas tersebut separuh dari luas Provinsi Jawa Barat yang mencapai 35.378 km2. Kontrak berdurasi 36 bulan ini akan membutuhkan sekitar 300 tenaga kerja.

Kuwait menjadi negara strategis sebagai pintu masuk negara-negara di kawasan Teluk Persia. Hubungan bilateral dan pengalaman menyelesaikan proyek di Negara Teluk menjadi syarat penting dalam ekspansi pasar ke Timur Tengah.

Tender proyek di Kuwait membawa nama Cogindo kendati harus menggandeng perusahaan lokal NAPCO, karena menjadi salah satu persyaratan. Persyaratan untuk mengerjakan proyek di Negara Teluk itu, Cogindo harus menggandeng mitra lokal yang sudah terdaftar di Kementerian Ketenagalistrikan dan Air (Ministry of Electricity & Water) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kuwait.

Cogindo merupakan anak usaha PT Indonesia Power yang menjalankan bisnis operasi dan pemeliharaan pembagkit listrik, suplai energi, jasa maintenance, repair and overhaul (MRO) komponen pembangkit, serta pelayanan gas diesel engine.

NAPCO sendiri merupakan perusahaan lokal Kuwait yang melayani berbagai industri termasuk minyak dan gas bumi, petrokimia, energi terbarukan, air, dan proyek infrastruktur. NAPCO terlibat dalam proses administrasi, sedangkan pekerjaan utama dikerjakan langsung oleh Cogindo.

Proses tender di Kuwait sangat kompetitif dan diikuti oleh perusahaan multinasional berskala besar. Dengan menangnya Cogindo, katanya, Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk ekspansi pasar ke Kuwait.

PLN melalui Cogindo telah membidik pasar global dalam 2 tahun terakhir. Tidak hanya Kuwait yang akan menjadi pintu masuk Negara Teluk atau Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), Cogindo juga membidik Vietnam sebagai pintu masuk pasar ASEAN. “Tidak hanya menjadi sebuah kebanggaan, kontrak kerja ini tentu juga akan meningkatkan pendapatan PLN Group,” ujar Ade.(RA)