TANGERANG – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memproyeksi peningkatan penggunaan LNG. Kebutuhan gas yang juga tinggi di tahun mendatang juga membuat kebutuhan LNG makin mendesak.

Rakhmad Dewanto, Direktur Gas dan BBM PLN EPI, menjelaskan saat ini PLN EPI sudah menjalin koordinasi dengan pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), agar bisa mengamankan pasokan gas dari BP mulai tahun 2027 nanti. Menurut informasi yang didapatkan LNG ekspor BP akan berakhir kontraknya pada tahun 2026.

Saat ini PLN memang telah mendapatkan pasokan LNG dari BP dengan kontrak sebanyak 60 kargo atau setara 3,5 juta ton per annum (MTPA).

“Harapan kita, sudah bersurat sebenarnya kontrak ekspor BP ada yang selesai 2026 ke Korea Selatan dan Amerika Serikat, kita berharap dapat alokasi setelah kontrak mereka berakhir,” ungkapnya.

Menurut Rakhmad total ada sekitar 40 kargo yang kontrak ekspornya berakhir. Terus terang lagi diskusi dengan SKK Migas antara 24-40 kargo LNG (yang kontraknya berakhir), tapi nggak semuanya buat kita paling nggak kita dapat 24 kargo. infonya baru 2027 dari SKK Migas,” jelas Rakhmad.

Agresifitas PLN mencari alokasi gas memang wajar lantaran dalam proyeksi yang disusun PLN ada peningkatan kebutuhan LNG di tahun mendatang. Tahun ini saja porsi penggunaan LNG dari keseluruhan penyerapan gas PLN mencapai 53% dan akan terus meningkat hingga 68% pada tahun 2030. (RI)