JAKARTA – PT PLN (Persero) diminta punya strategi khusus untuk hadapi musim kemarau serta El Nino yang akan berdampak langsung terhadap pemenuhan pasokan listrik di wilayah Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Fenomena alam bakal berakibat terhadap penurunan debit air di PLTA, salah satu sumber energi listrik utama di Sulbagsel.

Jisman Hutajulu, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bauran Energi di sistem Sulbagsel adalah hal yang unik dan tidak pernah terjadi di tempat lain. Sampai Maret, energi pembangkitan terdiri dari batubara sebesar 50,89%, gas sebesar 11,02%; air sebesar 29,40%; angin sebesar 2,26%; dan BBM sebesar 6,43%.

“Ketika terjadi elnino atau musim kemarau, PLN harus berjaga-jaga mitigasinya seperti apa,” ungkap Jisman dalam keterangannya, Kamis (2/5).

Dia meminta PLN harus belajar dari pengalaman sehingga bisa memetakan strategi yang tepat untuk antisipasi berkuranganya pasokan listrik dari PLTA. “Jadi saya melihat kelistrikan Sulawesi ini cukup unik kalau dilihat dari bauran ya, batubara dengan hydro dan sangat bergantung pada musim. Maka pemerintah dan PLN harus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk mengatur pasokan energi primer sehingga listrik tetap andal,” ujar Jisman.

Adi Lumakso, Direktur Manajemen Pembangkit PLN, menuturkan PLN telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi potensi gangguan pasokan listrik akibat musim kemarau dan El Nino. Dan kedepannya, tantangan kelistrikan Sulbagsel semakin kuat mengingat banyaknya beban (penjualan listrik) yang baru tumbuh sampai 6,73 GW.

“Dasarnya kami berpijak pada pengalaman dan untuk itu kami perlu koordinasi benar-benar strategi baik itu pembangkitan, transmisi dan pengaturan seperti apa,” jelas Adi. (RI)