JAKARTA – PT PLN (Persero) berencana mengajukan permintaan tambahan kargo gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di sisa akhir 2019. Penambahan tersebut untuk mengmankan stok LNG di beberapa pembangkit listrik bertenaga gas yang dioperasikan PLN. Djoko R Abumanan, Direktur Pengadaan Strategis II PLN, mengatakan PLN akan meminta tambahan tiga kargo LNG. dan sudah disampaikan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

“Tiga kargo. Awalnya enam kargo, tambah lima kargo dan ini tambah lagi tiga kargo,” kata Djoko di Jakarta, belum lama ini.

Beberapa pembangkit yang akan dipasok gas tambahan tersebut di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Muara Tawar, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok.

Djoko mengatakan tambahan stok gas sebagai langkah ansitipasi agar kejadian mati listrik massal atau black out yang melanda sebagian Pulau Jawa, termasuk Jabodetabek beberapa waktu lalu tidak terulang. “Ya dimatikan (pembangkit listrik), Jakarta ribut, ya serap lagi (gas),” tukasnya.

Pada kejadian black out, pembangkit listrik tenaga gas PLN tidak bekerja optimal. Padahal pembangkit tersebut diharapkan menjadi cadangan apabila pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menjadi penopang listrik di Jawa mengalami masalah. Akibat performa PLTG yang tidak optimal akhirnya listrik di Jabodetabek padam listrik selama beberapa jam.

Djoko belum bisa memastikan kapan LNG akan mulai dipasok ke pembangkit, karena sampai sekarang belum menerima informasi lanjutan dari SKK Migas. Hanya saja dia memastikan nantinya tiga kargo LNG itu akan dikonversikan satu kargo menjadi gas pipa. “Sudah (pengajuan). Satu gas pipa, dua LNG,” kata Djoko.(RI)