JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menyetujui pembagian dividen sebesar US$136,4 juta atau 85,09% dari total laba bersih yang diraih pada 2024 sebesar US$160,3 juta. Sisa laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan.
Sepanjang 2024, perusahaan dengan kode saham PGEO itu membukukan pendapatan sebesar US$407,12 juta, naik dari tahun sebelumnya dari US$406,29 juta. Laba bersih tercatat sebesar US$160,3 juta, sedikit turun dibanding raihan 2023 US$163,57 juta. Meski demikian, Perseroan tetapi menjaga profitabilitas yang solid, arus kas operasional yang kuat serta efisiensi biaya secara konsisten.
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio, mengatakan saat ini PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Hasil kinerja 2024 menunjukkan fundamental solid serta ketahanan bisnis perseroan dalam mendukung transisi energi nasional, terlebih di tengah ketidakpastian global.
“Performa keuangan dan operasional yang positif itu menegaskan keberhasilan penerapan strategi bisnis berkelanjutan dalam mendorong pengembangan panas bumi di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Yurizki usai RUPST PGE di Jakarta, Selasa (3/6).
Sementara itu, PGE mencatat peningkatan produksi di berbagai wilayah sepanjang tahun 2024, termasuk Kamojang (+5,36% Year on Year/YoY), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72% YoY). Secara keseluruhan, produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh atau meningkat sebesar 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini mencerminkan kinerja operasional Perseroan yang stabil dan efisien.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi, mengatakan, saat ini PGE dalam tahap merealisasikan target kapasitas terpasang sebesar 1 GW (gigawatt) dalam 2-3 tahun mendatang.
“Upaya ini kami lakukan dalam mendukung agenda transformasi bauran energi nasional dengan meningkatkan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 76% pada periode 2025–2034,” kata dia.
RUPST PGE juga menyetujui adanya Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, di mana Perseroan akan menjalankan Kegiatan Usaha dalam bidang Industri Alat Uji Flow2Max, Jasa Pengujian Laboratorium, serta skema sewa/optimasi aset untuk menambah opsi pengembangan proyek melalui optimasi aset eksisting.
Sebagai world class green energy company dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, saat ini PGE mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.887 MW (megawatt), terdiri dari 672 MW yang dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra. PGE optimistis dapat meningkatkan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, dan 1,7 GW pada 2033.
Selain itu, PGE menargetkan proyek Lumut Balai Unit 2 untuk mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini. Proyek ini akan memperkuat portofolio energi hijau dan menjadi sinyal optimistis PGE untuk mendorong peningkatan operasional dan kinerja keuangan sepanjang tahun 2025.(AT)
Komentar Terbaru