JAKARTA – Pemerintah sedang gencar-gencarnya menggenjot potensi migas non konvensional (MNK). Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, satu perusahaan asal Amerika Serikat, EOG Resources jadi salah satu kandidat kuat untuk menggarap potensi MNK.

EOG dikabarkan telah menjalin komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk menggarap potensi MNK di Blok Rokan yang sebentar lagi akan beralih pengelolaannya ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) cucu usaha PT Pertamina (Persero)

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, mengungkapkan ada rencana EOG untuk menggarap MNK di tanah air. Hanya saja sampai saat ini masih dibahas mengenai mekanisme masuknya EOG nanti setelah Pertamina jadi pengelola blok Rokan nanti.

“Katanya sih begitu (EOG garap MNK di blok Rokan), cuma apa nggak tumpah tindih tuh dengan operator blok Rokan?,” ungkap Fatar Yani kepada Dunia Energi, Rabu (19/5).

Fatar Yani menyambut baik rencana Kementerian ESDM yang saat ini sedang menyusun aturan main baru agar pengembangan potensi MNK tidak perlu mengajukan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) baru di satu blok.

Menurut Fatar, keberadaan aturan itu bisa menjadi nilai plus dalam upaya mengejar investasi hulu migas. “Apa saja bisa kalau permennya sudah disesuaikan. Yang penting kan ada investasi dan hasil produksi buat negara,” ungkap dia.

EOG merupakan salah satu respon dari roadshow SKK Migas ke beberapa negara, termasuk Amerika pada 2019 lalu. EOG adalah perusahaan yang cukup berpengalaman dan dari sisi kemampuan kinerja operasi dan finansial sudah teruji karena sudah tercatat berada di peringkat ke 186 dari Fortune 500 pada tahun lalu.

Berdasarkan informasi dari SKK Migas, pada Juli 2019, perwakilan EOG Resources melakukan kunjungan ke SKK Migas selama dua minggu untuk membahas lebih detil langkah-langkah yang akan dilakukan guna memutuskan investasi di Indonesia.

EOG merupakan perusahaan migas yang banyak bermain dalam pengembangan blok nonkonvensional termasuk shale gas. “Katanya sih cukup pengalaman bidang unconventional,” ujar Fatar Yani.

Sementara itu, Pertamina Hulu Energi atau Subholding Upstream Pertamina saat dikonfimasi belum bisa memastikan keterlibatan EOG nanti di blok Rokan.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, saat dihubungi mengungkapkan memang ada informasi terkait rencana EOG di Blok Rokan, tapi itu masih dibahas oleh pemerintah dan belum detail dibahas bersama dengan Pertamina.

“Sepemahaman saya fokus pada potensi shale gas di blok rokan dan sumatera. Mereka baru ke SKK Migas dan ESDM sebelumnya,” kata Taufik.(RI)