JAKARTA – Teka teki unit bisnis PT Pertamina (Persero) mana yang akan ditawarkan ke publik melalui penawaran  saham perdana (Initial Public Offering/IPO) mulai terkuak. Bukan di bisnis hulu migas yang digadang-gadang paling potensial di-IPO, melainkan anak perusahaan di sektor kelistrikan berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan melantai bursa tahun ini.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi dari sumber eksekutif internal perusahaan, anak usaha pertama dari Pertamina yang akan di IPO tahun ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Sayangnya sumber tidak mengungkapkan alasan dipilihnya PGE sebagai anak usaha yang akan di-IPO. “PGE (lebih dulu IPO). Tidak tahu alasannya,” kata sumber kepada Dunia Energi, Senin malam (15/2).

Holding Pertamina  baru saja menunjuk Ahmad Yuniarto sebagai Direktur Utama PGE. Jabatan itu kosong selaama tujuh bulan karena direktur utama sebelumnya,  Ali Mundakir,  menjabat sebagai direktur utama PT Elnusa Tbk (ELSA). Ahmad Yuniarto adalah sosok profesional dan mantan CEO Schlumberger Indonesia. Dia juga aktif sebagai penasehat pakar di Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API).

Manajemen Pertamina sudah memasang target bahwa tahun ini harus ada anak perusahaan yang ditawarkan ke publik. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, sebelumnya mengatakan IPO ditargetkan bisa terealisasi paling lambat pada kuartal IV 2021. “Pada kuartal III dan IV kami akan IPO salah satu unit bisnis,” kata Nicke.

Perubahan status menjadi perusahaan publik diharapkan bisa meningkatkan transparansi pengelolaan perusahaan. “Bisa juga meningkatkan transaparan dan profesionalitas dari unit usaha Pertamina ke depan,” ujar Nicke.

Hingga kini kapasitas terpasang pembangkit listrik PGE tercatat sebesar 672 Megawatt (MW) dengan pengelolaan lima area panas bumi. PGE juga operator di tiga proyek pengembangan dan tiga lapangan eksplorasi panas bumi. PGE juga mengelola 12 wilayah kerja pengusahaan dan dua wilayah kerja izin panas bumi. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2019 total aset PGE tercatat sebesar US$2,58 miliar.

Mindaryoko Sekretaris Perusahaan PGE, belum bisa dikonfirmasi. “Mohon maaf, saya belum bisa menanggapinya  (soal rencana IPO),” katanya kepada Dunia Energi. (RI/DR)