JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kini memiliki gedung riset baru untuk mendukung kegiatan riset Fungsi Innovation & New Ventures (INV), yakni Gedung IV Pertamina Pulo Gadung, Jakarta Timur. Gedung IV memiliki berbagai fasilitas baru untuk mendukung kegiatan riset di bidang Drilling, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan
Production.

Pembangunan Gedung IV Pertamina Pulo Gadung terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu pekerjaan eksterior berupa pembangunan fisik gedung yang berupa pekerjaan struktur, arsitektur dan pekerjaan mekanikal dilakukan oleh fungsi Aset Operation Head Office dan Direktorat Penunjang Bisnis. Sementara tahap kedua yaitu pekerjaan interior yang meliputi laboratory furniture, pipe & gas line, HVAC, exhaust system, electrical installation works dan Fire & gas system dilakukan oleh fungsi Planning & New Venture dan Direktorat Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha (SPPU).

Iman Rachman, Direktur SPPU Pertamina, mengungkapkan kendati dalam kondisi pandemi Covid-19, pembangunan Gedung IV berhasil selesai tepat waktu. Pembangunan fasilitas riset merupakan kesatuan program jangka panjang pembangunan research center yang direncanakan akan dibangun di Daan Mogot dan Balaraja.

Menurut Iman, fasilitas riset bisa terwujud berkat sinergi antara Direktorat SPPU dan Direktorat Penunjang Bisnis. “Kami berharap produk riset upstream akan terus bertambah dan meningkatkan produktivitas dan sustainability Pertamina di masa depan,” kata Iman, Selasa (29/12).

Haryo Yunianto, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina berharap agar gedung baru Pertamina bisa memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas produk perseroan. “Tak hanya untuk Pertamina, tapi juga hasilnya bisa dinikmati industri dan masyarakat,” kata dia.

Gedung IV sebenarnya tidak hanya diperuntukkan untukkeperluan penelitian internal saja. Gedung IV juga melayani uji riset bagi perusahaan lainnya yang memiliki keperluan uji pada bidang drilling maupun EOR.

Dadi Sugiana, Senior Vice President Innovation & New Venture, mengatakan, penambahan fasilitas penelitian riset di
Gedung IV menjadi penting untuk memahami interaksi antar material dengan senyawa kimia. “Mungkin ini lab pionir untuk melengkapi simulasi interaksi antara batuan, minyak, chemical, surfaktan, dan material lainnya,” ungkap dia.

Menurut Dadi, implementasi metode EOR pernah menjadi tantangan tersendiri. Tanpa adanya peralatan simulasi,
implementasi metode EOR menjadi sangat berisiko. Kini dengan adanya peralatan simulasi laboratorium, sebuah metode EOR bisa diukur tingkat keberhasilannya. Dengan demikian, metode EOR bisa lebih akurat dan minim risiko ketika diimplementasikan.

Sementara pada laboratorium drilling, berbagai peralatan untuk mengatasi swelling, metode cementing, simulasi drilling fluid, serta uji kekuatan reservoir kini tersedia di Gedung IV Pertamina Pulo Gadung. Bahkan Gedung IV juga menyediakan simulasi pengeboran high pressure high temperature dengan suhu mencapai 600° fahrenheit.

Kegiatan EOR sendiri sampai sekarang belum dilakukan dalam skala besar.Beberapa pilot project EOR dengan menginjeksikan bahan kimia telah dilakukan di beberapa lapangan minyak seperti di Tanjung atau di Sukowati yang rencananya akan lakukan EOR dengan menginjeksikan CO2.

EOR adalah salah satu program yang harus dikuasai Pertamina mengingat kondisi lapangan minyak Pertamina yang sudah tua. Lebih dari pada itu EOR adalah jalan untuk mempertahankan produksi minyak blok Rokan, salah satu blok minyak terbesar di tanah air yang mulai tahun depan akan dikelola oleh Pertamina.

Tantangan besar dihadapi Pertamina dalam penerapan EOR di blok Rokan lantaran adanya bahan kimia yang tidak akan diberikan oleh Chevron. Padahal Chevron melakukan studi bertahun-tahun untuk hasilkan formula bahan kimia itu yang tentu berpotensi besar berikan hasil maksimal dalam penerapan EOR di Rokan.

Keberadaan fasilitas khusus untuk kegiatan drilling dan EOR ini tentu jadi bisa menjadi harapan sehingga Pertamina bisa menghasilkan formula kimia EOR sendiri untuk digunakan di Blok Rokan.(RI)