JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) sebagai subholding memiliki rencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Pemerintah sebagai pemegang saham PT Pertamina (Persero) sebagai holding dari PIS menargetkan IPO bisa dilakukan pada tahun ini. Setelah IPO dilakukan manajemen PIS tentu akan meningkatkan kemampuan bisnisnya, terutama bisnis logistik dengan memperkuat armada kapal.

Wisnu Medan Santoso, Direktur Perencanaan Bisnis PIS, mengatakan saat ini subholding PIS telah mengelola sebanyak 539 unit kapal milik dalam berbagai ukuran dan jenis kapal sebagai sarana transportasi utama dalam penyaluran kargo crude, mogas, LPG, serta kapal-kapal pemandu operasi pelabuhan.

Sejalan dengan rencana pengembangan usaha ke depan maka PIS juga berencana untuk mengembangkan komposisi jumlah kapal. Dalam pengembangan armada nantinya PIS akan menggunakan pendanaan sendiri serta menjajaki kerja sama dengan mitra usaha.

“Sejalan dengan rencana pengembangan usaha ke depan, Subholding Shipping telah menyusun rencana jangka panjang untuk memperkuat komposisi armada kapal, baik melalui investasi mandiri maupun bermitra dengan strategic partners terpilih,” kata Wisnu kepada Dunia Energi, beberapa waktu lalu.

Salah satu yang akan menjadi fokus pengembangan armada kapal-kapal PIS nantinya adalah penyediaan kapal untuk mengangkut gas baik LNG maupun LPG. Ini tentu berkaitan dengan program gasifikasi pembangkit listrik yang dijalankan oleh Pertamina bekerja sama dengan PT PLN (Persero) atas penugasan yang diberikan oleh pemerintah.

Selain itu bisnis gas ataupun LNG ke depan diperkirakan juga akan lebih didorong lantaran produksi gas yang masih lebih stabil ketimbang minyak di tanah air.

Bisnis gas secara internasional juga diperkirakan akan kembali bergairah. Menurut manajamen hal itu menjadi peluang bagus untuk meraih pasar baru. Selain untuk mengembangkan bisnis, investasi kapal juga dilakukan sebagai program peremajaan kapal-kapal angkut Pertamina yang sudah berumur tua.

“Prioritas investasi ke depan adalah kapal angkutan Gas (LPG dan LNG), offshore dan peremajaan kapal yang sudah tua,” ungkap Wisnu.

Setelah menjadi subbolding aset PIS kata Wisnu memang tumbuh. Aset Subholding Shipping termasuk dengan pengalihan aset dari holding berupa Aset kapal, aset marine non sarana tambat, saham PTK, dan dalam proses 6 (enam) port terminal BBM dan LPG.

Selain memiliki armada kapal sendiri, PIS juga menglola sekitar 200 kapal sewa. “Jumlah armada yang dikelola oleh subholding shipping saat ini lebih dari 750 armada, di mana lebih dari 500 yaitu milik sendiri dan dan lebih dari 200 adalah sewa,” kata Wisnu.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan bisnis logistik pengangkutan gas memang akan jadi fokus utama PIS setelah IPO. Dia menjelaskan potensi pasar yang besar dalam bisnis tersebut bisa dimanfaatkan lantaran Indonesia merupakan negara kepulauan yang belum tersambung seluruhnya oleh pipa gas. Padahal ke depan, penggunaan gas akan jauh meningkat menggantikan BBM, terutama untuk pembangkit listrik.

“Pertama adalah melakukan gasifikasi dari pembangkit diesel, ada 52 pembangkit diesel lokasi setelah itu kita akan nambah lagi seluruhnya ada 3.000 mega watt (MW) yang potensi dilakukan gasifikasi,” kata Nicke.(RI)