JAKARTA – Tak ada kemajuan dalam pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) sepanjang 255 kilometer (km). Padahal, sudah sejak Maret 2006 PT Rekaya Industri (Rekind) ditetapkan sebagai kontraktor melalui proses lelang. Seremonial groundbreaking pembangunan pipa pun telah dilakukan pada Februari 2020.

“Soal bangun pipa atau kilang LNG (liquified natural gas) sekalipun, selalu seperti siapa dulu telor dengan ayam. Arun dan Bontang semua berjalan mulus, karena dijahit, ada gas, ada yang beli. Maka dibangunlah infrastruktur itu. Semua pasti,” ungkap Ibrahim Hasyim, Anggota Komite BPH Migas Periode 2012-2017, kepada Dunia Energi, Rabu (16/9).

Mengenai pipa gas Cisem, menurut Ibrahim, ada yang belum pasti. Apakah volume gas atau penggunanya.

“Ada persoalan kepastian disana, apa alasannya belum dibangun. Due deligent saja apa penyebab utama dan dicari secara bersama solusi yang comprehensive, apalagi ini kan BUMN,” ujarnya.

Pipa Cisem memiliki diameter 28 inchi dengan panjang 255 km dan berkapasitas pengangkutan gas sekitar 350-500 kuta kaki kubik per hari (mmscfd) dengan total perkiraan biaya investasi mencapai US$ 169,41 juta.

Dia menekankan bahwa pembangunan pipa gas interconected Sumatera, Jawa dan Kalimantan, sangat perlu untuk diselesaikan.

“Target peningkatan pemanfaatan gas di dalam negeri, akan terletak pada ketersediaan infrasruktur yang cukup di sepanjang mata rantai pasok(gas supply chain),” tandas Ibrahim.(RA)