JAKARTA – PT Chevron Pacific Indonesia  akhirnya mulai kembali melakukan pengeboran di Blok Rokan tepatnya di Lapangan Duri. Ini merupakan kali pertama Chevron kembali mengebor di Rokan sejak akhir 2018.

Soenitha Poernomo, Manager Corporate Communication Chevron Indonesia,  mengatakan pengeboran di Duri merupakan hasil kesepakatan antara Chevron dan pemerintah Indonesia. “Betul sekali kelanjutan dari Head of Agreement (HoA) September lalu,” kata Soenitha kepada Dunia Energi, Rabu (30/12).

Soenitha mengatakan pengeboran baru bisa dilakukan jelang pergantian tahun karena ada berbagai syarat perizinan yang harus dilalui Chevron.

“Setelah mendapatkan seluruh izin yang diperlukan, Chevron Pacific Indonesia memulai program pemboran kembali pada 29 Desember 2020 di Duri. Kami sangat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah membantu,” ungkap Soenitha.

Chevron kata dia berkomitmen untuk menjaga produksi blok Rokan selama masa transisi. Manajemen Chevron berharap kegiatan pengeboran di Rokan saat masa transisi kontrak ini akan bermanfat bagi operator selanjutnya. ” Ini merupakan bukti komitmen kami untuk menjaga tingkat produksi pada saat transisi dan masa-masa berikutnya yang tentu saja akan sangat bermanfaat baik bagi Pemerintah maupun operator berikutnya,” kata Soenitha.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, sebelumnya  mengungkapkan penandantanganan HoA dan amendemen KKS Rokan berisi ruang lingkup kegiatan pengeboran dan pengembalian biaya investasi di akhir masa kontrak kerja sama.

“Serta biaya pencadangan Abandonment and Site Restoration yang belum diatur secara jelas dalam kontrak kerja sama generasi tersebut,” kata Dwi.

Perjanjian yang telah disepakati bersifat win-win bagi kedua pihak, karena dengan adanya kejelasan pengembalian investasi maka harapannya produksi Rokan tidak menurun.

Menurut Dwi, ini merupakan cara SKK Migas  memastikan tingkat produksi dapat terus terjaga pada saat transisi dan masa-masa berikutnya yang tentu saja akan sangat bermanfaat, baik bagi pemerintah maupun kontraktor berikutnya.

“Jangka pendek ini adalah salah satu langkah nyata menjaga produksi migas 2021 tidak turun,” kata Dwi.(RI)