JAKARTA – Pipa minyak milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) mengalami kebocoran sejak 15 April lalu. Kini perbaikan masih terus berlangsung. Kebocoran pipa terjadi di sekitar area BZZA atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang, Jawa Barat.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan proses perbaikan masih terus berlangsung. Hanya saja yang cukup menjadi tantangan dan bisa menunda perbaikan selesai adalah kondisi cuaca. “Masih sedang ditangani untuk dipasang clamp. Semoga cuaca mendukung,” kata Julius kepada Dunia Energi, Jumat (23/4).

Kebocoran pipa membuat PHE ONWJ harus mematikan aliran produksi minyak yang melalui pipa tersebut. Ini tentu berdampak terhadap kinerja produksi PHE ONWJ. Menurut Julius kebocoran pipa telah mengakibatkan pengurangan produksi PHE ONWJ. “Berkurang (produksi) sekitar 6.000 bopd (Barrel Oil Per Day/Barel Per Hari). Semoga segera teratasi,” ungkap Julius.

Julius memastikan Pertamina bergerak cepat dalam proses perbaikan. Hanya saja lagi-lagi faktor alam menjadi penentu lantaran lokasi pipa bocor berada perairan.

“Sekarang progres perbaikan sekitar 50%, karena tergantung cuaca laut juga. Semoga cepat selesai karena semua pasukan sudah kita kerahkan,” kata Julius.

Kehilangan produksi PHE ONWJ akibat kebocoran pipa ini berasal dari lapangan produksi Zulu, Papa, dan sebagian Mike-Mike. Sebagian produksi dari Mike-Mike sudah dialihkan ke pipa minyak lain.

Kebocoran pipa kali ini diduga karena korosi bagian internal pipa. Pasalnya, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan eksternal pipa. Segmen pipa yang bocor tersebut sudah ditutup dan isolasi sejak ditemukan titik kebocoran.(RI)