JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meraih peningkatan pendapatan US$6,12 juta pada semester I 2021, melonjak dibanding periode yang sama 2020 sebesar US$2,55 juta. Seiring kenaikan pendapatan, Bumi Minerals juga mencatat laba bersih 3,63 juta dibanding semester I 2020 sebesar US$955,38 ribu.

“Hampir 60% dari pendapatan Bumi Minerals berasal dari penjualan produk emasnya ke para pembeli (PT Aneka Tambang Tbk dan PT Bhumi Satu Inti). Sekitar 40% dari pendapatan berasal dari jasa penasihat pertambangan terhadap Bellridge Holdings Limited,” kata Suseno Kramadibrata, Direktur Utama dari Bumi Minerals, Jumat (13/8).

Pada semester I 2021, Bumi Minerals membukukan pendapatan lain-lain sebesar US$30 juta. Pendapatan lain-lain tersebut terdiri dari penghapusan utang, penilaian persediaan, penerimaan cicilan pelunasan piutang. Penghapusan utang merupakan pendapatan yang dicatat karena adanya penghematan biaya oleh perusahaan yang terjadi karena dihapuskannya utang kepada salah satu kontraktor terkait dengan pekerjaan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Poboya, Palu. Penilaian persediaan merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stock pile) yang ditinggalkan oleh para penambang liar sebelumnya.

Penerimaan cicilan pelunasan piutang mengacu kepada Akta Pengakuan Utang tertanggal 23 Februari 2021 yang menyatakan bahwa anak usaha Bumi Minerals menerima cicilan pelunasan secara berkala dari pihak ketiga tertagih sampai tagihan (piutang) terkait lunas selambat-lambatnya di tanggal 31 Desember 2021.

Sepanjang periode semester I 2021, Bumi Minerals membukukan biaya sebesar US$29 juta di laporan laba rugi, yang merupakan pengurangan dari akun Aset Pajak Tangguhan di laporan neraca. Akun Aset Pajak Tangguhan tersebut merupakan kerugian pada anak usaha di masa lampau yang telah di kapitalisasi menjadi aset di laporan neraca. Kerugian yang telah dikapitalisasi menjadi aset tersebut (dalam bentuk aset pajak tangguhan) harus seluruhnya di amortisasi (dihapuskan) sebagai biaya di laporan rugi laba dalam periode 5 tahun sejak pencatatannya.

Suseno mengatakan bahwa konstruksi pabrik pengolahan bijih emas kedua di Palu masih sesuai jadwal ntuk dapat diselesaikan pada Mei 2022. Pabrik baru ini akan memiliki kapasitas untuk mengolah sampai dengan 4.000 ton bijih per harinya. Hal ini akan meningkatkan volume produksi emas secara signifikan pada semester kedua di tahun depan.

“Saat ini, kami masih memproduksikan emas dari pabrik pengolahan pertama dengan kapasitas pengolahan sekitar 500 ton bijih per hari sejak awal
tahun 2020,” kata Suseno.(RA)