JAKARTA – Setelah pembangkit listrik mendapatkan harga khusus batu bara kini giliran industri yang kemungkinan besar akan disiapkan untuk bisa menikmati harga batu bara khusus.

Sujatmiko, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Ditjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan pemerintah telah berkoordinasi dengan asosiasi semen serta pertambangan terkait pasokan batu bara serta harga yang tepat bagi industri.

“Kami sudah sudah intensif pertemuan baik dengan asosasi semen indonesia dan asosiasi pertambangan batu bara sebagai pemasok ke semen,” kata Sujatmiko, saat  konferensi pers virtual, Selasa (26/10).

Dia menjelaskan pemerintah dan asosiasi sepakat untuk mencari formula yang tepat untuk memastikan pasokan batu bara bagi industri utamanya industri semen. “Intinya kami pemerintah dan asosiasi sepakat untuk mencari formula pasokan batu bara untuk semen. pertama bisa berikan fasilitasi semen terus operasi dengan kondisi wajar,” jelas Sujatmiko.

Selain pasokan, harga juga menjadi salah satu pembahasan antara pemerintah dan pelaku usaha. Menurut Sujatmiko pemerintah akan mencari cara agar ada kesepakatan harga yang tepat dan diterima semua pihak baik itu pelaku usaha tambang batu bara maupun industri sebagai konsumen batu bara. Sayangnya dia belum bisa memastikan kapan formulasi terbaru ini akan berlaku.

“Dari penambangnya pemasok dapatkan harga jual dan kualitas dapat dipenuhi penambang batu bara. Dalam waktu dekat ini formulasinya akan lebih baik,” ujar Sujatmiko.

Pemerintah menyiapkan formula harga batu bara khusus bagi kalangan industri. Hal ini seiring dengan melambungnya harga emas hitam tersebut yang membebani pelaku industri. Pemberlakuan harga khusus batu bara sebelumnya telah diberlakukan bagi pembangkit listrik sebesar US$70 per ton bila harga pasar melampaui US$70 per ton.

Kenaikan harga batu bara memang berkah tersendiri bagi penerimaan negara ketika batu bara tersebut di ekspor. Tapi di sisi lain para konsumen batu bara selain dari pembangkit listrik diharuskan menanggung beban besar dengan tingginya harga batu bara.

Industri semen membutuhkan batu bara sebagai bahan bakar untuk tanur putar (klin). Lonjakan harga batu bara berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi semen lantaran komponen batu bara mencapai 30-35 persen.(RI)