JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperkuat penyediaan listrik dari energi terbarukan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah kolaborasi bersama International Energy Agency (IEA), badan yang melaksanakan program energi internasional, dalam upaya mendorong pengembangan energi terbarukan. Harris, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, mengatakan ada beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah bekerjasama dengan IEA.

“Ada tiga item kegiatan kerja sama dengan IEA. Pertama, penyusunan Initial Technical Guidance on Cirata Project Integration. IEA akan menyediakan panduan teknis terkait fleksibilitas sistem dalam mengintegrasikan PLTS ke grid berdasarkan praktik terbaik dan pengalaman negara lain, dan menyediakan pilihan terbaik untuk integrasi PLTS Cirata ke sistem Jawa-Bali,” ungkap Harris kepada Dunia Energi, Rabu (27/5).

Selanjutnya, kata Harris, kegiatan kerja sama dengan IEA adalah dalam hal penguatan sistem jaringan Jawa-Bali dan analisis intergrasi EBT. IEA akan melakukan dua task, yaitu enabling institution and framework, dan techno-economic system integration assessment.

Kerja sama ketiga, kajian dampak implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Harga EBT. IEA akan menyediakan laporan terkait analisis investasi setelah diterbitkannya Perpres Harga EBT.

Pada 2020 tambahan kapasitas pembangkit EBT ditargetkan sebesar 933 megawatt (MW). Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mendorong pemanfaatan energi terbarukan secara optimal dengan melibatkan seluruh stakeholder. “Hingga saat ini, tim IEA sudah mulai mengerjakan panduan teknis singkat untuk integrasi PLTS Cirata,” tandas Harris.(RA)