JAKARTA– PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), berkomitmen terus melaksanakan berbagai proyek strategis untuk menjaga keberlanjutan utilisasi energi domestik. Dengan pengelolaan infrastruktur gas bumi sebesar 97 %, PGN mempersiapkan infrastruktur gas bumi terintegrasi.

Suko Hartono, Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN), mengatakan PGN akan terus mengupayakan yang terbaik dengan melaksanakan integrasi infrastruktur gas untuk ketahanan pasokan, efisiensi dan tingkat layanan yang semakin baik ke seluruh wilayah Indonesia. Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat membantu PGN dalam upaya memperluas pengembangan infrastruktur dan layanan gas bumi sebagai bagian dari solusi untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional pasca pandemi.

“Kami mengembangkan infrastruktur gas di Wilayah Barat dengan dominan infrastruktur pipa dan Wilayah Timur dengan infrastruktur non pipa yang dapat melayani gas bumi baik dalam bentuk gas pipa, Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquified Natural Gas (LNG),” ujar Suko di Jakarta, Senin (19/4).

Menurut Suko, dalam menjalankan rencana pengembangan infrastruktur gas bumi terintegrasi tersebut PGN menggulirkan melalui Program Gasifikasi Nasional “Sapta PGN” yang akan melayani tujuh sektor pemakai gas bumi serta visi menuju global dengan pengelolaan LNG terintegrasi ke wilayah-wilayah pasar di Kawasan Asia maupun internasional.

Salah satu proyek utama dari program Sapta PGN, yaitu PGN Sayang Ibu guna pemenuhan gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga. Tahun ini, PGN menjalankan penugasan dari pemerintah untuk mmbangun 127.776 SR jargas dengan dana APBN 2021. Selain itu, inisasi perusahaan akan dilaksanakan dengam membangun Jargas Mandiri COCO (Company Own Company Operate) sebanyak 50.000 SR pada 2021.

“Peningkatan gas bumi di sektor rumah tangga diharapkan dapat mewujudkan upaya pemerataan energi yang efisien di berbagai wilayah dan mendukung pemerintah dalam rangka pengurangan energi impor,” katanya.

PGN juga berperan aktif mendukung program RDMP Kilang sesuai dalam jangka waktu menengah yaitu pembangunan fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap dan pembangunan Pipa Gas Senipah ke Kilang RU V Balikpapan.

Proyek Terminal Regasifikasi LNG diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD. Sedangkan Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dalam mendukung penyaluran gas untuk efisiensi kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Keduanya ditargetkan beroperasi pada 2023.

Suko mengungkapkan proyek ini ditujukan dapat menyediakan supply dan infrastruktur LNG yang terintegrasi untuk pemenuhan kebutuhan gas di RU IV Cilacap maupun RU Balikpapan secara tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya.

“Pembangunan infrastruktur gas ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan melalui pipa gas Senipah – Balikpapan. Sedangkan gasifikasi Kilang Cilacap dilakukan dengan memanfaatkan portofolio PGN dalam mengelola LNG sebagai persiapan PGN going global dan entry point pengambangan pasar LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan,” jelas Suko.

Syahrial Mukhtar, Direktur Strategis dan Pengembangan PGN, menambahkan proyek ini bisa dikatakan sebagai sinergi antara Subholding Gas, Subholding Shipping, dan Subholding Kilang dalam jangka panjang yang tergabung sebagai Holding Migas Pertamina.

Suko menegaskan PGN berkomitmen untuk terus mengawal pelaksanaan proyek Kilang ini agar dapat bermanfaat maksimal bagi pertumbuhan industri dalam negeri, optimalisasi sumber energi domestik, dan penguatan investasi migas nasional.

“PGN Subholding Gas mendukung Program RDMP Kilang sebagai proyek Strategis Nasional dan mengembangan infrastruktur untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dan membantu upaya pengurangan energi impor,” jelas Suko. (DR)