JAKARTA – Mitsubishi Hitachi Power Systems, Ltd. (MHPS) menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan penelitian bersama (joint research) terkait teknologi energi bersih generasi terbaru dan analisis Big Data yang berkaitan dengan pembangkit listrik. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk menyelidiki teknologi bahan bakar baru menggunakan amonia dan hidrogen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan untuk meningkatkan teknologi diagnosis operasional dalam pembangkit listrik Indonesia melalui penggunaan Artificial Intelligence dan Big Data Analysis.

Ken Kawai, Presiden dan CEO MHPS, mengatakan melalui MoU yang baru ditandatangani dengan ITB tersebut, pihaknya berharap dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Didukung inisiatif baru ini, MHPS juga akan mempromosikan peralihan ke sumber energi rendah karbon yang berkontribusi untuk menstabilkan pasokan listrik Indonesia dan sekaligus melindungi lingkungan.

“Kami tidak hanya akan mengembangkan teknologi baru untuk energi bersih, tetapi kami juga akan meningkatkan kinerja pembangkit listrik yang ada di Indonesia melalui Big Data Analysis dan Artificial Intelligence (AI). Saya yakin, MOU yang kami tandatangani hari ini akan menandai awal dari kerja sama yang panjang dan bermanfaat dengan ITB,” kata Ken, Kamis (30/1).

MoU tersebut juga menyepakati untuk mendiskusikan langkah selanjutnya guna mewujudkan basis penelitian dan pengembangan (R&D) bersama di Indonesia. Topik-topik hasil joint research yang dinilai layak kemudian akan dipelajari lebih dalam oleh MHPS dan ITB. Kedua pihak juga akan membahas secara mendalam bagaimana basis R&D akan dikembangkan. Topik spesifik lainnya akan dibahas oleh kedua mitra secara progresif seiring dengan meningkatnya tingkat kerja sama tersebut.

“Kolaborasi ini adalah langkah besar dalam sejarah kolaborasi R&D antara universitas di Indonesia dan perusahaan besar Jepang,” kata Reini Wirahadikusumah, Rektor ITB.

Selama lebih dari 50 tahun, MHPS telah berkontribusi pada infrastruktur pasokan listrik di Indonesia melalui penyediaan sistem dan peralatan pembangkit tenaga listrik panas bumi.

Menurut Reini, kolaborasi ini akan menjadi pencapaian penting bagi implementasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk penelitian pengembangan energi bersih di Indonesia.

“MoU ini juga menandai kolaborasi yang kuat dengan diskusi intensif untuk bergerak maju menuju pembentukan basis R&D bersama di Indonesia dan di ITB,” tandas Reini.(RA)