JAKARTA – Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) menjalankan penugasan pembangunan kilang sesuai dengan jadwal. Pasalnya, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) masyarakat semakin meningkat dan harus dipenuhi. Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah memahami kerumitan pembangunan kilang, namun kebutuhan negara akan ketersediaan kilang juga harus dipenuhi.

“Mudah-mudahan progress-nya sesuai jadwal. Pemerintah paham tidak bisa buru-buru, tapi tidak telat,” tegas Jonan saat menyaksikan penandatanganan kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) Kilang Balikpapan di Kantor Pusat Pertamina, Senin (10/12).

Revitalisasi Kilang Balikpapan diharapkan akan mengurangi beban impor Solar hingga 17% seiring peningkatan produksi Solar sebesar 23% atau 30 ribu bph. Tidak hanya itu, revitalisasi Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru berupa propylene sebesar 230 ribu ton per tahun.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan pengembangan Kilang Balikpapan akan menghabiskan dana investasi sekitar US$4 miliar dan akan digelontorkan dalam dua tahap penyelesaian. Kedua tahap pengembangan akan diselesaikan diwaktu yang tidak terlalu jauh. Untuk itu sebelum tahap pertama selesai dilakukan, Pertamina akan segera menggelar tender untuk EPC tahap kedua.

“Tahap II akan selesai bersamaan. Walaupun akan kami lakukan pemilahan. Itu kuartal ke dua tahun depan. Ini delivery-nya saja yang berbeda. Kami sudah hitung betul, delivery-nya seperti apa. Jadi selesai sama-sama (tahap I dan II) di 2023,” kata Nicke.(RI)