JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jadi satu-satunya kantor Kementerian yang menjadi korban keberingasan massa pendemo yang berubah menjadi perusuh dalam aksi menentang pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR pada 5 Oktober lalu.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menceritakan kronologi masuknya massa ke lingkungan Kementerian. Menurut dia  massa mulai merangsek masuk sekitar pukul 15.30 WIB, untungnya dia dan pegawai sudah meninggalkan kantor Kementerian karena melihat situasi yang sudah tidak kondusif.

“Saya keluar jam dua  di depan sini (Kementerian) sudah ramai. Kalau pegawai untungnya jam 1 siang sudah kita pulangkan,” kata Arifin kepada Dunia Energi di sela peninjauan kantornya, Jumat (9/10).

 

Kondisi di salah satu ruangan kantor Kementerian ESDM (Foto/Dunia Energi/Rio Indrawan)

Arifin menceritakan massa masuk berasal dari arah Balai Kota dan Patung Kuda. Mereka didesak mundur oleh aparat. Entah karena panik atau memang disengaja mereka langsung meloncat pagar kementerian dan dilanjutkan dengan aksi pengrusakan dan penjarahan. Saat kejadian sebenarnya sudah ada aparat keamanan yang berada di Kementerian ESDM. Namun jumlah massa jauh lebih banyak sehingga aparat keamanan tidak kuasa menahan massa.

Arifin menjelaskan pegawai yang berkantor di gedung Medan Merdeka Selatan sendiri hanya 25% dari keseluruhan sekitar 600 pegawai. Meskipun demikian tetap ada beberapa petugas keamanan dan office boy yang sempat terjebak ditengah massa. Arifin mengaku lega karena tidak sampai ada jatuh korban jiwa. “Pegawai aman ada beberapa yang memang mengungsi ke bagian dalam gedung Dharma Wanita yang ada di bagian belakang komplek kementerian,” jelas dia.

Sementara kerusakan parah dialami oleh gedung Heritage tempat menteri berkantor dan lantai 1 gedung Sarulla. Dari pantauan Dunia Energi bisa dilihat batu-batu seukuran kepalan tangan orang dewasa berserakan dimana-mana. Beberapa bagian gedung juga terlihat bekas dilempari oleh bom molotov.

“Kerusakan parah di gedung Heritage dan Chairul Saleh, lihat saja batu-batu besar nih dan pakai molotov juga,” ujarnya.

Arifin Tasrif saat melihat kondisi kerusakan di lobby gedung Heritage Kementerian ESDM (Foto/Dunia Energi/Rio Indrawan)

Arifin mengaku saat menerima laporan pengrusakan kantornya langsung berkoordinasi dengan Kapolri dan TNI untuk melaporkan situasi kemananan di kantornya.”Saya langsung koordinasi dengan pak Kapolri dan TNI,”ujarnya.

Selain merusak massa juga melakukan penjarahan beberapa peralatan seperti komputer dan laptop. Ruangan Irwandy Arif Staf Khusus Menteri di Bidang Percepatan Tata Kelola Sektor Minerba jadi salah satu ruangan yang paling parah mengalami pengrusakan oleh massa.

Arifin berharap kondisi keamanan bisa segera pulih karena menurutnya niatan pemerintah menerbitkan UU Cipta Kerja baik , kalaupun ada yang tidak puas dengan hasilnya ia meminta para pihak agar mengedepankan dialog.

“Situasinya bisa membaik ke depan niat pemerintah semuanya untuk kebaikan masyarakat. UU yang dirancang itu dengan baik memang kalau kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa , tapi niat pemerintah itu Lilahi ta’ala itu untuk kebaikan bangsa,” kata Arifin.

Ego Syahrial, Sekjen Kementerian ESDM mengungkapkan tidak ada aktivitas di kantor menteri untuk sementara sambil menunggu situasi kembali kondusif. Menurutnya saat ini fokus kementerian adalah untuk rehabilitasi. “Kita prihatin kita rehabilitasi secepat mungkin,” kata dia.

Meski begitu Ego memastikan bahwa kegiatan pelayanan terhadap masyarakat di sektor ESDM tetap berjalan karena sekarang sudah bisa dijangkau melalui teknologi internet atau secara online system.

“Sementara ini semua full dari rumah. Semuanya kan sudah bisa online sekarang,” kata Ego.