JAKARTA – Salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Joko Widodo yang paling disorot adalah proyek kilang yang digarap oleh PT Pertamina (Persero). Ada pembangunan kilang baru yakni di Tuban atau New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban serta Refinery Development Master Plan (RDMP) di beberapa kilang yakni di Balikpapan, Balongan, Cilacap, Plaju serta Dumai.

Sejauh ini baru RDMP Balongan fase 1 yang rampung. Padahal proyek kilang Pertamina sudah ditetapkan lebih dari lima tahun lalu.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengakui dalam perjalanannya pengerjaan proyek kilang ini menemui kendala yang jumlahnya juga tidak sedikit, sehingga langsung berdampak terhadap target penyelesaiannya.

Urusan keuangan masih jadi salah satu faktor terbesar proyek kilang tidak bisa dikerjakan dengan cepat atau minimal sesuai dengan target.

“Kendala kilang ini kan banyak, jadi investasi yang jumlahnya besar. Marginnya katanya sih tipis-tipis aja kalau di kilang ya,” kata Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (24/2).

Selain dari sisi keuangan dan keekonomian, ada satu kendala lain yang tidak kalah penting yakni ketersediaan bahan baku. Dengan kondisi eksisting sekarang saja bahan baku kilang yakni minyak mentah masih harus diimpor karena kemampuan produksi minyak dalam negeri yang jauh dari kebutuhan. “Kemudian jaminan suplai bahan bakunya, minyak ya. Jadi faktor pendanaan juga,” ungkap Arifin.

Pertamina memang didorong untuk tidak sendiri dalam membangun kilang. Namun dengan berbagai kendala yang ada utamanya dari sisi pendanaan tersebut wajar jika perusahan migas plat merah itu kesulitan mendapatkan mitra.

Pemerintah sendiri kata Arifin telah berupaya memperbaiki iklim investasi kilang dengan penetapan proyek kilang sebagai PSN sebenarnya merupaka poin penting sebagai pintu masuk berbagai insentif yang bisa diberikan pemerintah.

“Pemerintah kan dengan PSN ini kan memberikan beberapa insentif, dukungan-dukungan kemudahan-kemudahan. Diharapkan dengan kumudahan-kemudahan ini bisa memberikan daya tarik buat investor untuk masuk,” jelas Arifin. (RI)