NOORDOOSTPOLDER – Menteri BUMN RI Erick Tohir mengapresiasi inisiatif kerjasama Pertamina melalui Subholding Pertamina NRE dengan Pondera dalam upaya pengembangan energi angin atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk menghasilkan green hydrogen. Dukungan tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke windfarm atau area khusus dengan banyak turbin PLTB milik Pondera yang merupakan mitra kerja sama Pertamina dalam pengembangan PLTB di Indonesia pada Jumat (2/9/2022). ini menunjukkan keseriusan serta perhatian yang besar pemerintah Indonesia terhadap upaya pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.

“Saya senang sekali ketika Pertamina bersama Pondera bekerjasama akan membuat inisiatif serupa (windfarm) di Indonesia, yang nantinya dapat diprioritaskan untuk menciptakan green hydrogen. Transisi energi memang harus disiapkan dengan mengoptimalkan sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, ini demi masa depan generasi penerus kita,” kata Erick.

Erick mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapai 5,44 % dan akan terus meningkat. Artinya, kebutuhan listrik juga akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Saat ini listrik di Indonesia sebagian besar masih disuplai dari sumber tenaga batu bara, karenanya harus diimbangi dengan sumber energi terbarukan seperti geothermal, angin, matahari, dan air.

Pada kesempatan yang sama, Dannif Danusaputro, Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia, mengungkapkan kolaborasi strategis ini merupakan salah satu langkah yang dijalankan untuk proses transisi energi yang komprehensif sekaligus komitmen Pertamina sebagai garda terdepan dalam mendukung program transisi energi yang ditetapkan pemerintah. Dari PLTB, kata Dannif, salah satu output yang diharapkan adalah menjadi green hydrogen yang saat ini juga tengah menjadi inisiatif prioritas di Pertamina.

“Kunjungan Menteri BUMN ini menjadi sangat penting karena semakin meningkatkan motivasi Pertamina untuk segera merealisasikan pengembangan PLTB nasional. Kolaborasi Pertamina dan Pondera sangat strategis berkaitan dengan pengembangan potensi energi angin di Indonesia, transfer teknologi serta potensi manfaat komersialnya ke depan” ujar Dannif.

Dalam kunjungannya, Erick juga disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas, CEO Pondera Hans Rijntalder dan Direktur Jenderal Hubungan Luar Negeri Belanda Peter Potman.

“Kami sangat antusias dengan kerja sama dalam transisi energi ini, yang sangat penting tidak hanya untuk mengatasi perubahan iklim tapi juga membangun ketahanan energi yang saat ini menjadi isu global. Dan kami memandang Indonesia berpotensi memegang peranan penting dalam menyediakan energi bersih di Asia,” ujar Peter.

Pertamina melalui Subholding Pertamina NRE dan Pondera telah menandatangani nota kesepahaman pada 21 April 2022 untuk pengmbangan PLTB di wilayah Indonesia, dan keduanya juga baru saja menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk pengembangan PLTB yang terintegrasi dengan fasilitas produksi green hydrogen pada 30 Agustus 2022 lalu di Nusa Dua, Bali.

Pondera merupakan konsultan dan pengembang energi terbarukan global, serta memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan PLTB di darat (onshore) maupun lepas pantai (offshore) di Eropa dan Asia. Pengalaman yang dimiliki perusahaan asal Belanda ini meliputi pengukuran angin, studi kelayakan, permodelan angin, teknik PLTB, dan manajemen konstruksi. Sampai saat ini, Pondera telah menangani proyek energi angin lebih dari 12 GW di berbagai negara.

Indonesia memiliki potensi energi angin yang cukup besar. Dari hasil kajian Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), ada beberapa lokasi di Indonesia yang cukup berpotensi untuk pengembangan PLTB, yaitu di antaranya pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT, dengan kecepatan angin rata-rata 8 m/s terjadi pada periode Juni, Juli, dan Agustus.

Saat ini PLTB yang telah beroperasi di Indonesia berada di Sidrap sebesar 75 MW dan di Jeneponto sebesar 60 MW. Keduanya berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Bauran Energi Nasional (BEN), PLTB ditargetkan mencapai 255 MW pada tahun 2025. Dengan inisiatif kerja sama strategis ini, Pertamina NRE berpeluang untuk berkontribusi dalam pencapaian target BEN Pemerintah Indonesia.

Pertamina memiliki komitmen kuat untuk mengimplementasikan aspek Environment, Social, and Governance (ESG) dalam aktivitas bisnisnya serta mendukung penuh pencapaian target nasional net zero emission tahun 2060.(RA)