JAKARTA – Sehari setelah mengumumkan keputusan lelang Wilayah Kerja atau blok migas tahap I 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali membuka lelang blok migas tahap II. Pada tahap II ditawarkan empat blok migas terdiri dari tiga blok eksplorasi dan satu blok produksi.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan ada dua blok migas yang baru pertama kali ditawarkan pemerintah, yakni Blok Bone dan Kutai. Satu blok eksplorasi lainnya adalah West Ganal.

“Jadi total ada empat. Tiga eksplorasi dan satu produksi (west kampar),” kata Djoko dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Rabu (8/5).

Blok Kutai terletak di offshore Kalimantan Timur dengan minimal bonus tanda tangan sebesar US$2,5 juta dan minimal komitmen kerja pasti selama tiga tahun pertama yakni kegiatan studi G&G dan survey seismik 3D 1.000 KM2.

Blok Bone di offshore Sulawesi Selatan dengan minimal bonus tanda tangan US$2,5 juta dan minimal komitmen kerja pasti tiga tahun pertama adalah kegiatan studi G&G dan survey seismik 3D 500 KM2.

Dua blok baru tersebut diyakini memiliki potensi besar untuk ditemukan cadangan migas baru lantaran wilayah sekitar dua blok itu sudah ada beberapa blok yang terbukti memiliki cadangan.

“Blok Kutai luas area 7,356 km lebih area onshore dan offshore Kaltim. Di sana ada Sanga Sanga dan East Kalimantan.  Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga sudah ada di sana banyak. Potensial, makanya kami lelang. Data-data bawah tanah kemungkinan menyambung, jadi hydrocarbon banyak,” ungkap Djoko.

Untuk blok Bone, lokasinya tidak jauh dari Blok Sengkang yang dikelola Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd. dan juga sudah berproduksi.

“Di sekitar situ ada Blok Sengkang produksi gas. Kami harap sebelahnya potensial juga dengan ditemukannya(cadangan). Jadi bisa ada discovery juga. Sengkang kan onshore, nah lapisan bawah tanah sambung ke offshore nya,” ungkapnya.

Dua blok lainnya adalah West Ganal dan West Kampar. Keduanya adalah blok yang telah beberapa kali dilelang oleh pemerintah termasuk pada lelang tahap I 2019 lalu.

Tidak ada perubahan term and condition (TnC) atau syarat pada West Kampar yakni dengan minimal bonus tanda tangan US$5 juta serta beberapa kegiatan komitmen kerja pasti lima tahun pertama diantaranya studi G&G, pengeboran enam sumur eksplorasi, survey seismik 2D 500 km dan seismik 3D 200 KM2 dengan total anggaran mencapai US$ 64.433.080.

Lelang Ulang West Ganal

Perubahan TnC terjadi pada lelang ulang Blok West Ganal. Paling terlihat perubahannya adalah dari sisi bonus tanda tangan yang berubah menjadi US$29 juta padahal sebelumnya hanya US$15 juta.

Kemudian juga ada peningkatan kegiatan komitmen pasti selain studi G&G yang masih sama jumlah sumur eksplorasi yang dibor bertambah satu dari tiga sumur menjadi empat sumur. Kemudian kegiatan survey seismik 2D dari 500 KM menjadi 600 KM, pun demikian dengan kegiatan seismik 3D dari 400 KM2 menjadi 600 KM2 dengan total nilai mencapai US$151,84 juta

Menurut Pada Lelang Wilayah Kerja ini, Djoko menuturkan bahwa pemerintah menetapkan akses paket data yang dilakukan oleh peserta lelang yang telah mengakses dokumen lelang (bid document) tidak dikenakan biaya atau gratis.

“Biaya akses Paket Data nantinya hanya dibebankan kepada pemenang lelang untuk masing-masing wilayah kerja,” kata Djoko.

Hal ini dilakukan untuk mendorong besarnya partisipasi BU/BUT bidang hulu minyak dan gas bumi pada Lelang Wilayah Kerja ini untuk meningkatkan kembali kegiatan eksplorasi migas dan menambah cadangan serta produksi migas nasional di masa yang akan datang.

Untuk lelang reguler ini untuk akses dokumen lelang berlangsung selama tiga bulan sejak 8 Mei hngga 31 Juli 2019, kemudian forum klarifikasi sejak 13 Mei hingga 2 Agustus dan penyerahan dokumen partisipasi sejak 31 Juli hingga 5 Agustus 2019.(RI)