JAKARTA – Indonesia mulai merintis pengembangan kendaraan listrik melalui pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik. Pabrik ini merupakan pabrik baterai kendaraan listrik pertama yang ada di tanah air dan diharapkanjuga mampu berbicara banyak di kancah internasional.

Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik. Dia memastikan dukungan penuh pemerintah Indonesia dalam pembangunan pabrik yang bekerja sama dengan konsorsium perusahaan asal Korea Selaran ini.

“Hari ini kita menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, milik PT HKML Battery Indonesia di Kompleks Karawang New Industrial City, Kabupaten Karawang. Pemerintah Indonesia memberikan dukungan atas pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik,” kata Jokowi di akun Facebook resminya, Rabu (15/9).

Pemerintah kata Jokowi juga siap terus menggulirkan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan kepada para pelaku usaha dan para investor dalam mengembangkan usahanya di Tanah Air.

Dia menuturkan groundbreaking ini adalah tindak lanjut dari kunjungannya dua tahun lalu ke Busan, Korea Selatan dan bertemu langsung para pengusaha besar di negara itu.

“Saya berharap kolaborasi antara perusahaan Korea Selatan dengan perusahaan Indonesia  makin kuat, serta melibatkan usaha mikro, kecil, dan usaha menengah di Tanah Air,” ungkap Jokowi.

Pabrik baterai kendaraan listrik ini dibangun oleh PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG dari Korea Selatan. Konsorsium LG terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding.

IBC merupakan perusahaan yang didirikan oleh pemerintah melalui empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan dan energi terdiri dari Holding Industri Pertambangan MIND ID (PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum), PT Antam Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan pabrik baterai sel (battery cell) kendaraan listrik diperkirakan akan mencapai US$ 1,2 miliar.

Pabrik akan menempati lahan seluas 33 hektare dan menyerap 1.000 tenaga kerja Indonesia. Ada pun pembangunan tahap pertama memiliki kapasitas produksi baterai mencapai 10 gigawatt hour (GWh), yang nantinya akan dipakai untuk kendaraan listrik dari Hyundai.