JAKARTA – Rasio elektrifikasi di Papua sampai saat ini masih tergolong rendah. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi hanya 72,04%. Padahal rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 97,13%.

Rasio elektrifikasi di Papua hanya lebih unggul dari rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifikasi 60,82%.

Dadan Kusdiana, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, mengatakan pemerintah menyiapkan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) lebih banyak khusus untuk wilayah Papua. Penggunaan LTSHE diklaim lebih efektif karena kondisi geografis wilayah Papua yang cukup sulit jika dijangkau Infrastruktur dan alat berat untuk membangun jaringan listrik.

“Kami prioritaskan lebih dari 60% penerima LTSHE ada di tanah Papua,” kata Dadan, Selasa (14/8).

Salah satu wilayah yang baru saja mendapatkan pembagian LTSHE di Papua adalah Distrik Puldama Yahukimo, Papua.

Berdasarkan letak geografisnya, Yahukimo termasuk daerah tertinggal dengan medan yang sulit dijangkau dan belum teraliri listrik. Oleh karenanya, Yahukimo menjadi salah satu titik prioritas penerima manfaat dari program LTSHE yang dicanangkan Pemerintah sejak 2017.

Dadan menuturkan untuk Distrik Puldama, total ada 1.085 paket LTSHE yang disiapkan pemerintah, yakni satu paket itu untuk satu keluarga.

Simon F Sembiring, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur, menuturkan dari angka elektrifikasi nasional saat ini setidaknya 0,12% disumbang LTSHE.

“Dari total 97,13% rasio elektrifikasi nasional, PT PLN (Persero) berkontribusi 94,65%, sementara non PLN (pembangkit off grid) menyumbang 2,36%. Sisanya dari LTSHE 0,12%,” kata dia.

LTSHE sebagai salah satu mekanisme sementara sebelum jaringan listrik benar-benar terbangun di wilayah yang belum dialiri listrik, sambil terus bergerak dalam pemanfaatan sumber terbarukan setempat untuk penyediaan tenaga listrik.

Untuk itu pemerintah juga memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan ketahanan listrik di wilayahnya, terutama bagi daerah yang belum berlistrik, terlebih wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN. “Harapannya setelah 3-5 tahun kedepan, sudah ada sumber listrik yang lebih stabil untuk mendukung ketahanan energi di wilayah Puldama ini,” tandas Simon.(RI)