JAKARTA –  PT Bukit Asam (Tbk) akan mengejar produksi batu bara lebih dari 16 juta ton pada semester II 2021 untuk bisa mencapai target produksi 30 juta ton hingga akhir 2021.  Hingga Juni 2021, produksi batu bara Bukit Asam mencapai 13,27 juta ton, naik 10,6% dibanding periode yang sama tahun lalu 12 juta ton. Pada 2021,

Bukit Asam berupaya mengejar peningkatan target produksi dibanding tahun lalu yang tercatat sebesar 24,8 juta ton. Serta meningkat dari pada target yang sebelumnya dicanangkan perusahaan tahun ini sebesar 29,5 juta ton.

“Bukit Asam menargetkan kenaikan produksi batu bara menjadi 30 juta ton pada 2021,” kata Apollonius kepada Dunia Energi, Kamis (12/8).

Dia mengatakan Bukit Asam sengaja untuk meningkatkan produksi batu bara tahun ini. Ada beberapa strategi yang ditempuh untuk menggenjot produksi, di antaranya dengan menaikkan volume batu bara dengan menambah jumlah fleer tanah dan batu bara melalui kontraktor. “Serta peningkatan efektivitas waktu menambang,” tukas Apollonius.

Manejemen, kata Apollo menilai prospek bisnis batu bara di tahun ini secara global masih cukup cerah, mengingat harganya yang saat ini masih berada di level tertinggi selama satu dekade terakhir. “Begitu juga prospek bisnis Bukit Asam, permintaan domestik dipastikan bertambah dengan adanya pembangunan smelter,” kata Apollonius.

Tren peningkatan harga batu bara acuan (HBA) terus berlanjut. Hal itu disebabkan peningkatan permintaan batu bara di China, Jepang dan Korea Selatan. HBA Agustus 2021 tercatat melonjak hingga ke level US$130,99 per ton, angka tertinggi lebih dari satu dekade terakhir. Sebelumnya, pada Februari 2021 rekor HBA tertinggi dicatatkan sebesar US$127,05 per ton.

Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$115,35 per ton pada Juli 2021. Ternyata, kenaikan tersebut terus konsisten hingga Agustus 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.(RI)