BALONGAN – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI (Kilang) Balongan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1,51 Megawatt peak (MWp) pada Senin (19/2). Pembangunan PLTS ini merupakan hasil sinergi Pertamina Group, yaitu antara KPI dengan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE).

PLTS yang dibangun dua area yang terpisah, yaitu  sebesar 1 MWp dan 0,51 MWp  akan menyuplai listrik untuk perumahan di Kilang Balongan.

Norman Ginting, Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, mengatakan pemanfaatan PLTS di Kilang Balongan merupakan salah satu dari bentuk kolaborasi Pertamina NRE dan Kilang Pertamina Internasional. “Kami percaya bahwa sinergi yang solid akan memantapkan upaya mencapai aspirasi Net Zero Emission Pertamina,” ujar Norman Ginting, Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE dalam keterangannya, Selasa (20/2).

Norman mengatakan bahwa inisiatif dekarbonisasi Pertamina merupakan upaya serius dan bagian dari komitmen Pertamina mengimplementasikan aspek ESG. Keseriusan ini salah satunya ditunjukkan dengan skor ESG Pertamina yang semakin membaik dari tahun ke tahun.

Didik Bahagia, Direktur Operasi KPI, menyatakan komitmen tinggi KPI mendukung dekarbonisasi di unit operasi dengan mengintegrasikan dekarbonisasi ke dalam unit operasi, KPI siap untuk memberikan dampak yang nyata dan positif pada lingkungan. “Sambil berkontribusi pada pencapaian tujuan keberlanjutan global,” ungkap Didik.

Selain untuk meningkatkan keandalan suplai power, PLTS ini juga membuktikan bahwa Kilang Balongan berkomitmen penuh pada dekarbonisasi. Hal ini merupakan bagian dari penerapan ESG rating untuk KPI dan Pertamina secara keseluruhan. Dengan PLTS ini, diperkirakan akan menyalurkan energi sebesar 781 MWh per tahun dan menurunkan emisi karbon sebesar hampir 600 ton CO2 per tahun.

Secara keseluruhan hingga saat ini PLTS yang terpasang di area operasi KPI mencapai kapasitas 9,87 MWp, yang mencakup Kilang Dumai 3,77 MW, Kilang Plaju 2,25 MW, Kilang Balongan 1,51 MW, dan Kilang Cilacap 2,34 MW. Akumulasi energi yang disalurkan mencapai 10 juta kWh dan penurunan emisi lebih dari 6 juta ton CO2, atau setara dengan menanam 7 ribu pohon dewasa.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, dalam rangka mempercepat realisasi bisnis rendah karbon, Pertamina mendorong penguatan sinergi dan kolaborasi di seluruh lini bisnis Pertamina Group, sehingga target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060 dapat tercapai.

“Bisnis rendah karbon sangat potensial di era transisi energi. Untuk itu diperlukan keterlibatan seluruh subholding dan anak usaha, salah satunya, dengan pemanfaatan PLTS di lokasi internal Pertamina,” kata Fadjar.

Pertamina memiliki aspirasi yang sejalan dengan pemerintah, yaitu mencapai Net Zero Emission selambat-lambatnya tahun 2060. Aspirasi tersebut dicapai melalui dua inisiatif, yaitu dekarbonisasi dan bisnis rendah karbon serta carbon offset. (RI)