JAKARTA – Penyediaan infrastruktur penunjang dalam pemanfaatan gas bumi harus terus digenjot dan dipercepat pasalnya pemerintah sendiri yang menargetkan ada peningkatan pemanfaatan gas di dalam negeri di masa transisi energi.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan Pemerintah juga mendukung badan usaha membangun infrastruktur secara terintegrasi meliputi jaringan pipa transmisi dan distribusi, LNG receiving terminal serta moda non pipa lainnya sehingga dapat dimanfaatkan lintas sektor.

“Perlu dilakukan sinergi antara Pemerintah dan pelaku usaha. Suplai gas yang ada perlu dikelola dengan baik, dihubungkan dengan demand dan untuk itu diperlukan infrastruktur. Pemerintah berkontribusi menjembatani antara suplai dan demand, dari sumber gas sampai ke pihak-pihak yang membutuhkan dengan harga terjangkau,” kata Tutuka, Rabu (7/12).

Saat ini Pemerintah kata Tutuka tengah membangun pipa ruas Semarang-Batang, sebagai bagian dari pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem). Dengan terbangunnya pipa Cisem, maka jalur pipa gas dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah akan tersambung, sehingga kelebihan gas di Jatim yang diperkirakan terjadi mulai tahun depan, dapat disalurkan ke Jawa Barat. “Proses pembangunan dilakukan secara bertahap. Mudah-mudahan ruas Semarang-Batang tahun depan selesai dan dilanjutkan dengan ruas Batang-Cirebon,” ujar Tutuka,

Selain itu, Pemerintah juga mendorong pembangunan pipa transmisi Sei Mangke-Dumai. “Sehingga nantinya dapat tersambung pipa dari Aceh hingga Jawa Timur,” ujar Tutuka.

Sementara untuk Indonesia bagian Timur, direncanakan akan dibangun mini regas LNG. Studi mengenai hal ini telah rampung dan kini dalam proses penyelesaian persiapan. Pembangunan infrastruktur ini tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 249.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dam Pembangunan Infrastruktur Liquefied Natural Gas, Serta Konversi Dari Penggunaan Bahan Bakar Minyak Menjadi Liquefied Natural Gas Dalam Penyediaan Tenaga Listrik. (RI)