JAKARTA – Kemitraan strategis terus dibina dan dikembangkan antara para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan industri hulu migas nasional. Ini terlihat dalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II 2022, termasuk rangkaian kegiatan Pra Forum yang diadakan di Surabaya, Batam, Sorong, Balikpapan dan Palembang.

Erwin Suryadi, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, mengungkapkan forum kapnas menjadi wadah yang efektif untuk produk UMKM yang selama ini bermitra dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sedikitnya ada 45 UMKM terpilih yang berkesempatan memamerkan produk andalannya di hadapan para pelaku usaha industri hulu migas nasional lainnya.

“Ke-45 UMKM tersebut merupakan kelompok usaha terpilih dari ribuan UMKM binaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) serta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk UMKM binaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kata Erwin, Selasa (2/8).

Salah satu manfaat terjalinnya kemitraan dengan industri hulu migas dirasakan oleh Batik Idola, UMKM binaan Petro China, yang berlokasi di Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi. Bersama 44 UMKM lainnya.

“Setelah mengikuti Pra Forum Kapnas di Palembang pertengahan Juli lalu, pesanan batik kami naik tajam. Bahkan produk kami dipesan panitia untuk seragam hari pertama,” kata Suraedah, pengurus UMKM Batik Idola, di Jakarta (2/8)

Batik Idola terpilih sebagai salah satu dari 12 UMKM inspiratif bersama Perempuan Indonesia Merajut dari Bojonegoro & Tuban binaan EMCL; Sentra Budaya dan Industri Kreatif binaan Pertamina Rokan Hulu di Pekanbaru, BUMDes Arar Mandiri binaan Petrogas di Sorong; serta beberapa UMKM lainnya.

Sementara itu, Siti, salah satu pengrajin rajut UMKM Prima (Perempuan Indonesia Merajut) mengaku mendapatkan ilmu baru dari pameran di Forum Kapnas II 2022. “Ini kali pertama saya ke Jakarta. Saya bisa bertukar pengalaman dengan teman UMKM lainnya dalam hal pemasaran,” kata Siti.

Pengalaman serupa dirasakan Lina, pengrajin batik Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) Tarakan. Perempuan penyandang tuna daksa ini bangga bisa produktif sebagai pembatik, hingga karyanya bisa dipamerkan di JCC Jakarta. “Selama pameran, banyak pengunjung yang datang dan berbelanja ke sini. Selain karena motif, pengunjung tertarik karena bahan-bahan yang kami pakai ramah lingkungan, katanya.

Kehadiran 45 booth UMKM di Forum Kapnas 2022 menjadi ‘etalase’ dampak berganda industri hulu migas dalam negeri.

Sonitha Poernomo, Corporate Communications Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjelaskan keberadaan UMKM PHR terbukti berperan besar membantu perputaran ekonomi daerah. “Di Riau, yang menjadi area kerja PHR, banyak UMKM binaan PHR tumbuh dan berkembang dan bahkan menjadi pemain utama usaha kuliner di Pekanbaru.

Salah satu UMKM binaan PHR adalah Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau. UMKM ini mewadahi sedikitnya 400 unit usaha kuliner, fashion dan kerajinan tangan. Saat ini Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau memiliki 2 gerai utama di lokasi strategis di Pekanbaru, yakni di Jalan Jenderal Sudirman dan di Bandara Sultan Syarif Kasim II.

Sonitha menjelaskan, pendampingan UMKM yang dilakukan PHR selalu mengacu pada tiga hal, yakni pengembangan kapasitas manusia, pemberdayaan ekonomi, serta keselarasan interaksi dengan lingkungan sekitar.

“Kami terus mengupayakan supaya pelaku usaha kecil dan mikro yang kami dampingi bisa naik kelas dan mandiri secara ekonomi, sehingga mereka juga bisa memberdayakan orang-orang di sekitarnya,” katanya.

Sejauh ini, PHR memiliki 560 mitra kerja, yang terdiri dari 247 mitra lokal di Riau, dan 213 mitra di luar Riau. Dari jumlah itu, tercatat ada 264 kontrak pengembangan usaha lokal (LBD).

Delvi, salah satu pengusaha UMKM yang ada di bawah naungan Sentra Ekonomi Kreatif Melayu Riau mengungkapkan, pembinaan dan pendampingan usaha yang dilakukan PHR berperan besar dalam pengembangan usaha makanan pisang kipas yang digelutinya. “Kami diajari membuat kemasan yang menarik, sehingga makanan yang kami buat tahan lama dan bisa dijadikan oleh-oleh,” ungkap Delvi.

 

Komitmen Kembangkan Sumber Daya Lokal

Pada pelaksanaan Forum Kapnas II 2022, terdapat 28 booth operator migas (KKKS) dan 68 booth penyedia barang dan jasa (PBH) industri hulu migas.

“Dukungan perusahaan berskala nasional dan global tersebut memperlihatkan besarnya dukungan mereka terhadap pengembangan kapasitas nasional. Bahkan perusahaan asing seperti COSL punya komitmen yang tinggi memaksimalkan potensi lokal dalam operasional mereka di Indonesia,” jelas Erwin Suryadi.

Indra Taufik, Health and Safety Environtment (HSE) Manager COSL, menjelaskan, meskipun COSL merupakan BUMN milik China, namun dalam operasionalnya tetap memprioritaskan pekerja lokal. Jumlah pekerja COSL saat ini sekitar 1.100 orang.

“Sekitar 75 – 80% pekerja lokal. Di internal perusahaan ada program pengembangan SDM, dan ini menunjukkan adanya komitmen untuk memperkuat kapasitas pekerja lokal,” jelasnya.

Sebagai penyedia beragam jasa aktivitas lapangan migas, COSL terus berupaya meningkatkan kandungan lokal (Tingkat Kandungan alam Negeri –TKDN), melalui peningkatan kapasitas pekerja lokal. “Khusus di lapangan, semua pekerja COSL adalah WNI,” ujar Taufik.