CIANJUR – PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero) mengolah sampah menjadi pellet dan briket yang pada akhirnya dapat digunakan untuk bahan bakar kompor anglo dan gasifier untuk pembangkit listrik. Pengolahan sampah menjadi energi itu masuk dalam program TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat). FX Sutijastoto, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan program TOSS bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik PLN dan memberdayakan kelompok masyarakat di daerah sekitar.

Pemanfaatan limbah enceng gondok menjadi pelet sampah sudah bisa digunakan untuk co-fairing seperti yang di lakukan di PLTU Jeranjang. Eceng gondok juga bisa diolah menjadi briket yang nantinya bisa dijual ke industri tekstil. Manfaat dari hasil olahan limbah ini nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar untuk mesin diesel yang dapat di distribusikan di Jawa Barat, khususnya di Bandung dan sekitarnya.

“Masalah gulma enceng gondok akan bisa ditanggulangi dengan dijadikan TOSS yang bermanfaat bagi masyarakat dengan peningkatan ekonomi serta memelihara kelestarian danau dan keandalan pembangkit,” kata Sutijastoto ditemui usai Upacara HUT ke-74 Republik Indonesia di PLTA Rajamandala, Cianjur, Sabtu (17/8).

Sutijastoto mengatakan Indonesia Power menjadi salah satu andalan dalam pengembangan EBT. Anak usaha PLN itu menggarap 18 proyek EBT yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

“Peluang dan potensi energi baru yang dapat digarap oleh Indonesia Power untuk membantu mencapai target bauran EBT 23% pada 2025,” katanya.

Ahsin Sidqi, Pelaksana Tugas Direktur Utama Indonesia Power, mengatakan potensi pellet di sekitar wilayah PLTA Rajamandala cukup besar. Dalam sehari bisa 7 ton sampah yang berhasil dikumpulkan dan diubah menjadi briket dengan nilai kalori antara 3.200 hingga 3.400 kcal/kg. “Kalau dijadikan briket kira-kira setengahnya, jadi sekitar 3,5 ton,” katanya.

Jumlah sebanyak itu bisa mengurangi konsumsi batu bara sekitar 5% pada PLTU. “Jumlah segitu kan lumayanlah selain dengan jumlah emisi sama tapi hemat batu bara dan lingkungan lebih bersih,” kata Ahsin.(RI)