JAKARTA – Indonesia menjadi negara eksportir batu bara terbesar ke China. Mulai 2020 setidaknya batu bara Indonesia akan berkontribusi 40% dari seluruh impor batu bara China.

Kesepakatan jual beli batu bara untuk tahun depan ini dilakukan disela pertemuan dan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Perwakilan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) dan China Coal Transport & Distribution Association (CCTDA) yang juga bagian dari China National Coal Association (CNCA), beberapa waktu lalu di China.

MoU APBI dengan CCTDA berlaku selama satu tahun yang bertujuan untuk saling tukar menukar informasi, kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua asosiasi dalam kerangka peningkatan kerja sama kedua negara tersebut.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif APBI saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dengan kerja sama tersebut memantapkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir batu bara terbesar ke China yang juga merupakan salah satu konsumen batu bara terbesar dunia.

“Kita masih eksportir terbesar ke China,” kata Hendra kepada Dunia Energi, Jumat (15/11).

Nilai ekspor batu bara Indonesia ke China pada 2018 mencqpai US$7 miliar dengan volume sekitar 125 juta atau sekitar 26% dari total ekspor batu bara. Pada tahun lalu produksi batu bara mencapai 548,58 juta ton.

Beberapa perusahaan anggota APBI seperti PT Adaro Energy Tbk dan PT Indika Energy Tbk dan Grup Bayan juga menandatangani kontrak penjualan batu bara dengan counterpart dari China untuk periode 2020.

“Penandatanganan kerja sama antara perusahaan eksportir batu bara Indonesia dengan trader dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menunjukkan masih tingginya demand batu bara Indonesia di RRT,” kata Hendra.(RI)